Mohon tunggu...
Rosiana Dini
Rosiana Dini Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Vice Indonesia, Terobosan "Visual Journalism" yang Menarik

1 Maret 2019   00:34 Diperbarui: 1 Maret 2019   14:04 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2019, khalayak masa kini  tidak asing lagi dengan  TV, film, dan video online, sehingga  muncul kecenderungan khalayak dalam ketertarikan pada konten video dibandingkan dengan jenis media lainnya. Vice Indonesia hadir sebagai terobosan visual journalism yang dikemas secara menarik.

Video merupakan media audiovisual yang dapat menggambarkan sebuah kisah baik itu secara terencana maupun tidak. Video memberikan sebuah keseluruhan yang lebih baik dibandingkan foto. Video dapat menjelaskan sebuah momen dengan lebih gamblang dan peristiwa atau kegiatan yang ditayangkan dalam video. Video memungkinkan kita untuk merasakan emosi, menunjukan sebuah proses dan sebuah tempat. 

Video yang Menarik

Dalam produksi sebuah video, tentunya perlu memperhatikan kriteria-kriteria tertentu agar tujuan dari video tersebut dapat terlaksasna dengan baik. Video yang baik adalah video yang bisa menarik perhatian penonton. Video juga harus memiliki tujuan yang jelas, entah itu untuk memberi informasi, menghibur, mempersuasi atau bahkan ketiganya. Topik yang dipilih harus menarik dan dikomunikasikan dengan baik. Beberapa kriteria video yang menarik:

  1. Gaya.  Kriteria yang satu ini perlu diperhatikan agar konten video disusun secara mengalir. Transisi antara "adegan" dalam video logis dan efektif, tidak lupa gangguan (noise) latar belakang minimal.
  2. Kreativitas. Kriteria ini berfokus pada penggunaan sudut kamera yang menarik, efek suara / musik, dan pengambilan gambar. 
  3. Konten. Isi dari video adalah inti. Pada kriteria ini, Subjek dari video diperkenalkan dan diceritakan, creator berusaha untuk mendapat perhatian pemirsa agar dapat dengan mudah mengikuti.
  4. Kualitas. Hal ini juga tidak boleh luput dari kriteria. Berisi tentang kualitas pada video seperti musik, gambar,pencahayaan dan stabilitas. Musik dan kata-kata cukup keras untuk didengar; gambar berada dalam fokus, pencahayaan yang sesuai, pekerjaan kamera stabil.
  5. Ejaan, Penggunaan, Tata Bahasa dan Mekanika. Kriteria ini sering dilupakan namun merupakan hal yang penting. Sebuah video sebisa mungkin dapat bebas dari kesalahan ejaan dan tata bahasa pada teks apa pun yang muncul serta dialog yang ditulis bebas dari kesalahan tata bahasa

Visual Journalism

Jurnalis masa kini telah mengalami perubahan, visual journalism adalah salah satu perubahan tersebut. Berita video menggantikan berita berbasis teks sebagai sumber utama informasi bagi banyak orang. Sumber teks, video, dan audio semakin terintegrasi dalam sebuah cerita. Visual Journalism adalah sebuah bentuk baru dari pemberitaan berita. 

Visual diutamakan dalam pemberitaan berita.  Interaksi digital dengan pengisahan cerita visual sangat penting, baik untuk melibatkan pemirsa dan untuk melengkapi penerimaan pesan visual dengan refleksi diri oleh pembaca / pemirsa. Jurnalisme saat ini  adalah visual dan teks  disaat yang sama, mengintegrasikan sumber video dalam artikel berita online dan memperluas berita televisi ke dalam layar kedua dan film dokumenter interaktif yang menawarkan sumber teks terkait.

logo Vice Indonesia
logo Vice Indonesia
Akun Youtube Vice Indonesia adalah salah satu bentuk visual journalism yang menarik. Membahas mengenai isu yang unik dan jarang diangkatt dan dibungkus dengan santai namun mendalam merupakan salah satu alasan bahwa video karya Vice Indonesia termasuk dalam video menarik. Salah satunya adalah video dengan judul "Heaven and Hell: Indonesia's Battle Over Polygamy" Bagaimana bisa dikatakan sebagai video yang menarik?


Menarik atau Tidak?

Untuk dapat mengetahui, hendaknya merujuk pada kriteria video. Vice Indonesia mencoba mengangkat sebuah isu yang di Indonesia sendiri masih menjadi pertanyaan. Sebanyak 86 persen Muslim Indonesia tidak setuju dengan praktik poligami, tetapi gelombang baru kaum konservatif yang modern mendorong praktik ini. Namun dibalik konten yang menarik terdapat beberapa kriteria yang menjadikan video ini menarik.

Pertama, gaya. Konten video disusun secara mengalir.  Transisi antara "adegan" dalam video logis dan efektif,  gangguan (noise) juga minim dalam video ini. Gaya yang disuguhkan oleh Vice Indonesia berhasil membuat saya untuk memahami alur cerita dengan sangat baik. Video ini dikemas secara profesional dengan kemampuan pengambilan gambar dan editing yang mumpuni.

Kedua, Kreativitas. Dalam video ini, penggunaan sudut kamera (angle) menarik. Efek suara atau musik latar sesuai dengan nuansa cerita. pengambilan gambar sangat beragam, dimulai dari profil singkat subjek, kemudian pandangan komunitas baik itu yang menyetujui maupun menentang  hingga sudut pandang istri yang dipoligami. 

Ketiga, konten. Pengambilan tema poligami sangat menarik. Cerita diangkat dan dikisahkan secara apik. Pengenalan karakter, komunitas dan istri sangat jelas.  Cara menyampaikan isu dan pemamparan mengenai sudut pandang yang berbeda sangat menarik perhatian audiens. Isu sensitif ini dapat dikemas secara padat, jelas dan netral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun