Salah satu masalah pendidikan yang kita hadapi dewasa ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyediaan dan perbaikan sarana/prasarana pendidikan, serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang merata. Sebagaian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu yang cukup menggembirakan, dan sebagian lainnya masih memprihatinkan.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan. Salah satu upaya yang sekarang sedang dikembangkan adalah reorientasi penyelenggaraan pendidikan, melalui manajemen berbasis sekolah (School Based Management).
Manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan pendekatan pengelolaan sekolah yang menempatkan sekolah sebagai unit terkecil dan sekaligus sebagai pusat pengambilan keputusan. Â Konsep ini menekankan pada otonomi sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, guru, dan lingkungan sekolah. Â Tujuan utama MBS adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan efektivitas sekolah secara keseluruhan.
Banyak manfaat yang telah dapat dirasakan baik oleh pemerintah daerah maupun pihak sekolah yang secara langsung menjadi sasaran pelaksanaan. Hal ini karena dalam melaksanakan program-program ini diterapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS), mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan proses pelaporan dan umpan baliknya.
Prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah
Beberapa prinsip utama yang mendasari MBS antara lain:
Desentralisasi
Pengambilan keputusan didistribusikan ke tingkat sekolah, sehingga sekolah lebih responsif terhadap kebutuhan lokal.
Partisipasi
Semua pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, orang tua, dan masyarakat, dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.