Mohon tunggu...
Rosi Adha
Rosi Adha Mohon Tunggu... -

Seorang copywriter, bekerja di Slipi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Trikotilomania: Kenali Gejalanya dan Jangan Anggap Enteng!

18 Oktober 2010   03:15 Diperbarui: 4 April 2017   17:22 17522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga Sub-usia Usia dalam Trikotilomania

Dua bentuk trikotilomania yang hingga saat ini bisa kita identifikasi adalah trikotilomania sebagai tindakan “terfokus” dan “otomatis.” Penderita trikotilomania juga berasal dari berbagai kalangan usia. Oleh karena itu, untuk membantu upaya penyembuhan trikotilomania, penderita trikotilomania dikelompokkan dalam tiga sub-umur, yaitu usia prasekolah, usia sekolah hingga awal dewasa, dan usia dewasa.

Pada anak-anak, trikotilomania lebih sering menjadi tindakan “otomatis” atau dilakukan tanpa sadar. Kelas lainnya, yaitu usia sekolah, awal dewasa, dan dewasa lebih sering mengalami trikotilomania sebagai tindakan “terfokus”. Mereka menarik rambutnya dengan sadar dan menjadikan kegiatan ini sebagai bagian dari ritual saat merasa stres, bahkan mencari tipe rambut tertentu yang terasa “pas” atau tepat. Setelah berbagai kriteria ini terpenuhi, mereka baru akan menarik rambut untuk mendapatkan sensasi yang spesifik.

Sindrom Lain pada Trikotilomania

Berikut adalah beberapa sindrom lain yang bisa menyebabkan, bertumpang tindih, dan memperburuk trikotilomania.

  1. Obsessive-Compulsive Disorder, atau penyimpangan kejiwaan yang ditandai dengan adanya gejala seperti kepanikan, kecemasan, tindakan berulang, dan perilaku lain untuk mengurangi kepanikan tersebut. OCD adalah semacam masalah kejiwaan yang ditandai dengan kebiasaan rutin atau obsesi tertentu akan sesuatu.

  2. Tourette's Syndrome, atau yang sering disebut dengan distonia, adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanya gangguan saraf. Pengidap Tourette’s Syndrom melakukan gerakan-gerakan spontan di luar kesadaran mereka.

  3. Pervasive Developmental Disorder (Infantile Autism), atau gangguan emosional pada anak-anak yang dikarakteristikkan dengan penurunan kualitatif berbagai aspek kehidupan mereka seperti interaksi sosial, hubungan timbal-balik dalam komunikasi, bahasa, dan pengembangan kehidupan sosial.

  4. Stereotypy Disorder, atau gangguan perilaku yang ditandai dengan gerakan tanpa arti misalnya menepuk tangan, menggelengkan kepala, dan membuat tubuh membatu untuk menunjukkan penolakan terhadap perubahan ritual yang tidak disukai penderita.

  5. Factitious Disorder (Munchausen Syndrome), adalah jenis gangguan buatan atau penyakit mental. Pada dindrom ini, penderita secara berulang-ulang bertindak seolah memiliki gangguan fisik atau mental untuk mendapatkan perhatian dan dilihat sebagai orang yang sakit atau terluka. Saat itu, sebenarnya, mereka telah menyebabkan gejala penyakit jiwa yang berhubungan dengan kesulitan emosional parah.

sumber foto: insystemicthinking.wordpress.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun