Mohon tunggu...
Rosi Wahyana
Rosi Wahyana Mohon Tunggu... -

Bergerak Tuntaskan Perubahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Say With Love But No Valentine's Day

16 Februari 2014   21:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Wah, nggak kerasa ya udah bulan Februari. Di hari-hari ini, kalo kita pergi ke mal, toko souvenir, atau supermarket besar, hampir bisa dipastiin, interior ruangannya dipenuhi beragam pernak-pernik: ada pita, bantal, guling (sekalian aja selimut, kasur, ranjang, hehehe…) berbentuk hati. Ada juga boneka beruang, aneka coklat, atau rangkaian bunga yang didominasi dua warna: pink dan biru muda. Ini bukan karena toko, mal atau supermarketnya keabisan stok warna lain lho. Tetapi konon pink itu melambangkan kepribadian cewek en biru muda melambangkan kepribadian cowok. Lha kalau saya suka warna hitam, kira-kira saya termasuk kepribadian yang mana ya? Weleh-weleh, nggak jelas tuh filosofinya.

Nah, sobat gaulislam, kamu pasti paham dong kenapa mal, toko en supermarket disulap demikian? Yup! Kamu pintar! Sebentar lagi kebanyakan anak-anak muda seluruh dunia akan merayakan “Hari Kasih Sayang” atau yang lebih tenar diistilahkan dengan Valentine’s Day. Momentum ini sangat disukai anak-anak remaja, terutama remaja perkotaan. Karena di hari itu, 14 Februari, mereka terbiasa merayakannya bersama orang-orang yang dicintai atau disayanginya, terutama kekasih. Valentine’s Day memang berasal dari tradisi Barat, namun sekarang momentum ini dirayakan di hampir semua negara, tak terkecuali penduduk di negeri-negeri muslim besar seperti Indonesia.

Meskipun budaya ini lebih ngetren di perkotaan, tapi ternyata Valentine’s Day juga udah ‘mangkal’ di kampung-kampung. Biasanya, hari yang digandrungi remaja ini dirayakan oleh mereka dengan pergi ke kota. Salah satunya seorang gadis remaja sebut saja Mawar (15) warga Kampung/Desa Simpar Kecamatan Cipunagara. Gara-gara latah meniru budaya Valentine’s Day, gadis yang masih kelas II SMP ini  harus kehilangan keperawanannya secara paksa oleh pacar dan teman-temannya yang berjumlah 4 orang. Begitulah Valentine’s Day. Hari yang dianggap kasih sayang ini nyatanya adalah hari ajang maksiat. Buktinya, menurut BKKBN, selain laku keras pada malam pergantian tahun baru, kondom juga laris manis pada momen Valentine’s Day. Bahaya!

Background historis Valentine’s Day

Bro en Sis rahimakumullah, menurut sejarah, Valentine’s Day itu berasal dari seorang pemuda yang bernama Saint (Santo) Valentine, yaitu seorang yang dianggap suci oleh kalangan Kristen yang menjadi martir karena menolak untuk meninggalkan agama Kristiani. Jauh sebelum itu, Valentine’s Day merupakan tradisi Romawi Kuno. Saat itu, pada pertengahan bulan Februari dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Di Romawi Kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia yang dipersembahkan untuk Dewa Lupercus atau dewi kesuburan.

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta bernama Juno Februata.

Nah, keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuan itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik en subur.

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.

Saat itu, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi pun dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M.

Back to Islam

Sobat gaulislam, kalau pun Hari Valentine masih dihidup-hidupkan hingga sekarang, bahkan ada kesan kian meriah, itu nggak lain adalah upaya para pengusaha yang bergerak di bidang pencetakan kartu ucapan, pengusaha hotel, pengusaha bunga, pengusaha penyelenggara acara, dan sejumlah pengusaha lain yang telah meraup keuntungan sangat besar dari event itu. Jadi kalo temen-temen ngerayain Valentine’s Day, itu sama aja ngasih keuntungan besar bagi para pengusaha serakah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun