Teman saya menghempaskan tubuhkan tepat di sebelah saya, di sofa nyaman di suatu café tempat saya menunggunya setelah sebelumnya janjian via sms. Dari raut wajahnya yang cerah, saya berasumsi bahwa dia sedang mengalami hari yang menyenangkan. Tapi bagi saya ini tidak menyenangkan, karena hari yang menyenangkan bagi teman saya adalah kebersamaan, kemesraan, dan keiintiman dengan suami orang. Saya mencium aroma yang tidak saya sukai. Sesuatu yang semakin tak terkendali pada dirinya.
“Tequila Sunrise, 3 shots.” Pesannya pada waitress.
“Kamu nggak waras!” bentak saya.
Tetapi bentakan saya langsung berubah menjadi pelukan support ketika dari mulutnya keluar kata-kata. “ Saya sudah mengakhirinya. ‘Sudah’, bukan ‘akan’ seperti yang kamu bilang. I won.”
Saya lepas pelukan itu dan melambai pada waitress ikut order minuman yang sama.
Malam itu saya ikut berpesta dengan teman saya yang ternyata masih waras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H