Mohon tunggu...
Rosi SriSetiani
Rosi SriSetiani Mohon Tunggu... Penulis - Be myself

I write for you all

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ambeng Super Jumbo Rajaban Warga Desa Wadasmalang, Kebumen

7 Februari 2023   06:46 Diperbarui: 7 Februari 2023   08:12 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber : https://www.facebook.com/groups/983204191719652/?ref=share&mibextid=NSMWBT

Rajaban adalah sebutan dalam rangka memperingati Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW setiap bulan Rajab. Biasanya diisi dengan adanya tausiyah dengan menjamu para jamaah dengan berbagai kudapan yang biasa disebut Ambeng,
sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmatnya.

Seperti yang selalu dilakukan secara turun-temurun oleh para warga Desa Wadasmalang, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Tradisi unik setiap memperingati Isra'Mi'raj atau Rajaban. Tradisi yang rutin digelar setiap tahun di bulan Rajab.

Pada Senin 6 Februari 2023 baru saja diselenggarakan oleh warga Dukuh Kalikemong di Masjid Baiturrahim Desa setempat, Rajaban dengan membawa Ambengan yang masih terjaga tradisinya. Keunikan dari Rajaban kali ini ialah Ambeng super jumbo yang disediakan oleh para warga. Dan setiap keluarga berduyun-duyun menghadiri serta menyediakan ambeng dengan berbagai macam ukuran.

Ambeng sendiri ialah hidangan khas Jawa berupa nasi putih yang diletakkan di atas tampah dan diberi lauk pauk berupa ayam Ingkung, aneka jajanan pasar lengkap dengan buah, yang biasanya pisang raja ijo. Tak jarang juga ada yang  menyediakan dengan makanan dan minuman kemasan, sembako, rokok bahkan uang tunai.

Dalam wadah berupa anyaman bambu yang telah dibuat sedemikian rupa sesuai kebutuhan hingga cukup diisi ambeng setinggi dua meter. Tidak heran jika disebut Ambeng Super Jumbo karena dengan kisaran harga mencapai 5 juta rupiah.

Warga setempat Deni Tofianto, mengatakan, tradisi rajaban seperti itu sudah berlangsung secara turun temurun.
Wadah dengan segala isinya dikatakan sebagai sedekah, juga sebagai ajang mempererat tali silaturahmi antar warga Dukuh Wadasmalang maupun desa setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun