Mohon tunggu...
ROSHYDATUL ISTIQOMAH
ROSHYDATUL ISTIQOMAH Mohon Tunggu... -

Mahasiswa aktif PGMI UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gulatan Api Sang Pujangga

1 April 2018   07:35 Diperbarui: 1 April 2018   08:33 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi,  telah ber-metamorfosis menjadi siang

Siang pun telah menghilang menjadi petang

Tak lama ada petang lenyap dimakan sang malam

Begitu saja sampai sang hujan datang

Menyelimuti pikiran yang kacau

Kacau?? 

Jika bukan karena hujan mungkin pikiran ku masih kacau

Sebab juga penyebab

Abstrak dan gelap

Semua salah bagi hujan

Termasuk api yang datang

Datang tanpa undang

Dan melahap sebuah senyuman

Lalu mengapa api datang? 

Sedangkan hujan pun turut tak mau hilang

Jikapun semua itu digores dalam tulisan

Semua perkara tak kan terselesaikan

Lalu apa? 

Lanjut,  mengapa? 

Api berkobar laksana bendera

Namun ia tak pernah tampakkan aslinya

Hanya bergulat sukar diterpa

Sampai akhirnya gulatan dapat diterpa hujan

Yang datang karena perintah

Sang Pujangga

Tulisan kesabaran

Melahap berbagai gulatan gulatan

Agar insan terus bercurah

Dengan gairah

Tanpa amarah 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun