Pagi, Â telah ber-metamorfosis menjadi siang
Siang pun telah menghilang menjadi petang
Tak lama ada petang lenyap dimakan sang malam
Begitu saja sampai sang hujan datang
Menyelimuti pikiran yang kacau
Kacau??Â
Jika bukan karena hujan mungkin pikiran ku masih kacau
Sebab juga penyebab
Abstrak dan gelap
Semua salah bagi hujan
Termasuk api yang datang
Datang tanpa undang
Dan melahap sebuah senyuman
Lalu mengapa api datang?Â
Sedangkan hujan pun turut tak mau hilang
Jikapun semua itu digores dalam tulisan
Semua perkara tak kan terselesaikan
Lalu apa?Â
Lanjut, Â mengapa?Â
Api berkobar laksana bendera
Namun ia tak pernah tampakkan aslinya
Hanya bergulat sukar diterpa
Sampai akhirnya gulatan dapat diterpa hujan
Yang datang karena perintah
Sang Pujangga
Tulisan kesabaran
Melahap berbagai gulatan gulatan
Agar insan terus bercurah
Dengan gairah
Tanpa amarahÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H