Mohon tunggu...
ROSHINTA NURFAJARISTI
ROSHINTA NURFAJARISTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media

Menuliskan artikel seputar informasi yang aktual dan faktual terkait media dan dunia digital

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menggiring Opini Publik dengan Menggunakan Meme

27 September 2024   14:18 Diperbarui: 27 September 2024   14:19 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalimat "Khong Kali Kong" biasanya identik dengan beberapa orang yang sedang berdiskusi dan bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan tertentu. Jika meme tersebut lebih diperhatikan lagi, mungkin ada banyak persepsi masyarakat yang muncul tentang meme tersebut, namun persepsi yang paling banyak adalah tentang singgungan untuk orang yang sama dengan meme Samsul tadi, yakni calon wakil presiden nomor urut dua.

Banyak sekali beredar isu miring tentang calon wakil presiden dengan nomor urut dua tersebut, salah satunya karena banyak netizen yang tidak terima bahwa Gibran dapat mencalonkan diri sebagai wakil presiden di tahun 2024 ini. Padahal pada awalnya Gibran hanyalah seorang wali kota, jadi banyak netizen yang beranggapan bahwa Gibran pastinya telah melakukan diskusi dengan beberapa pihak yang membuat dirinya dapat langsung mencalonkan sebagai wakil presiden, terlebih lagi dengan posisinya yang merupakan anak dari presiden Indonesia saat ini.

Beberapa netizen berpendapat bahwa seharusnya Gibran belum pantas mencalonkan diri sebagai wakil presiden, mereka juga menambahkan bahwa sepertinya Gibran hanya diperalat oleh ayahnya, yakni Pak Jokowi agar ia bisa terus melanjutkan pemerintahannya di negara Indonesia ini. Dengan meme yang menyebar begitu cepat dan luas, akhirnya banyak netizen juga yang persepsinya terpengaruh dengan meme tersebut.

Berdasarkan contoh meme yang pertama, dapat disimpulkan bahwa meme dapat digunakan untuk hal-hal yang baik, bahkan hal buruk seperti ejekan pun dapat berubah menjadi hal baik jika dapat memandangnya dari sudut pandang yang berbeda. Dengan sudut pandang yang baik tentang ejekan Samsul tersebut dapat juga mempertahankan persepsi baik dari banyak masyarakat. Sedangkan untuk contoh meme yang kedua dapat membawa persepsi masyarakat ke arah yang negatif. Dari meme tersebut banyak masyarakat yang persepsinya menjadi buruk untuk Gibran itu sendiri dan untuk presiden Indonesia saat ini yang juga merupakan ayah dari Gibran.

Contoh meme positif dan negatif tersebut sungguhan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat, khususnya generasi muda yang masih pemula dalam dunia politik. Terlebih saat ini anak muda lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial. Mereka lebih senang melihat visual yang menarik. Juga terbukti dengan banyaknya kiriman di kolom komentar dari masing-masing meme yang merupakan pendapat dari masing-masing masyarakat yang melihat meme tersebut.

Beraneka ragam pendapat yang menghiasi kolom komentar tiap postingan meme menjadi bukti bahwa meme sudah menjadi salah satu media atau alat komunikasi yang berhasil menggiring opini publik untuk sebuah kampanye politik. Penyebaran meme memang sangat cepat dan luas, maka dapat dipastikan bahwa meme sangat efektif terhadap penyampaian suatu pesan dalam kampanye.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun