Informasi adalah suatu hal yang selalu dicari-cari oleh manusia. Setiap manusia pasti akan selalu membutuhkan banyak informasi, sehingga informasi secara tidak langsung dapat dikatakan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan akani nformasi ini dapat lebih mudah dipenuhi dengan perkembangan zaman, seperti adanya teknologi dan internet. Dengan adanya internet, masyarakat menjadi lebih mudah untuk mengakses dan lebih sadar dengan fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar mereka.
Penyebaran informasi dengan bantuan internet membuat informasi menjadi lebih dinamis. Internet dan media sosial mengakibatkan bertambah cepatnya proses pengolahan informasi. Tidak seperti dahulu, kita harus menunggu satu hari untuk mendapatkan berita melalui surat kabar, kini informasi dapat diakses saat itu juga. Kemudahan untuk mengakses informasi di media sosial mengakibatkan dinamisme pada cara penyampaian informasi itu sendiri. Salah satu contoh yang dapat dikatakan sebagai penyebaran informasi yang dinamis adalah penggunaan meme.
Pada dasarnya meme adalah sebuah ide, perilaku, atau gaya yang menyebar dari satu orang ke orang lain dalam sebuah budaya. Namun, seiring berkembangnya zaman, definisi meme berkembang menjadi semakin luas. Secara garis besar, meme yang dikenal pada saat ini adalah sebuah lelucon dan candaan yang berbentuk gambar dengan tulisan atau video yang didasarkan pada fenomena yang terjadi di sekitar. Istilah meme pertama kali diciptakan oleh Richard Dawkins dalam buku The Selfish Gene. Kata meme berasal dari bahasa Yunani 'mimeme' yang berarti mengimitasi atau beradaptasi.
Meme pada saat ini tidak hanya mencakup sebatas budaya yang disebarkan dari orang ke orang saja, melainkan gambar atau video yang diubah sedemikian rupa dalam kesan sindiran atau lelucon dan disebarluaskan melalui internet. Definisi meme yang sangat luas dan menempel pada berbagai aspek dalam kehidupan, membuat meme ikut berevolusi beriringan dengan perkembangan manusia.
Meme juga sudah memiliki fungsi yang lebih dari sekadar sindiran atau hiburan, tetapi meme juga sudah dapat dijadikan sebagai media kampanye dalam politik, bahkan beberapa pihak sudah sungguhan melakukan kampanye melalui meme tersebut. Penggunaan meme sebagai media kampanye dirasa sangat dibutuhkan pada masa saat ini karena pesan yang disampaikan melalui meme bisa dengan mudah dicerna oleh para anak muda, khususnya generasi Z. Hal ini dapat menghilangkan kesan terlalu serius, kotor, dan rumit yang ada dalam dunia politik itu sendiri.
Bagi para anak muda yang akan atau baru saja tumbuh menjadi pemilih pemula dalam pemilu tahun 2024 ini, pastinya masih cukup sulit untuk menilai dan memahami kualitas dari masing-masing calon pemimpin di negara kita. Jika harus membaca banyak artikel dan berita tentang seluruh calon pemimpin negara pastinya akan cukup repot dan belum tentu dapat dipahami dengan mudah. Namun, kehadiran meme dapat sangat membantu dalam dunia kampanye politik.
Kehadiran meme justru membuat banyak anak muda menjadi melek politik dan dapat memahami setiap hal yang terjadi dalam dunia politik karena format tampilan yang disajikan dalam meme memang lebih mudah dipahami, terlebih oleh generasi saat ini yang lebih senang melihat tampilan visual yang menarik dibandingkan dengan kumpulan artikel atau berita. Hal ini benar-benar dipercaya, terbukti dengan banyaknya kampanye politik yang sungguhan menggunakan meme untuk mempengaruhi persepsi masyarakat.
Di antara banyaknya meme politik yang beredar luas di media, pastinya ada beberapa meme yang memberikan kesan positif dan ada pula meme yang memberikan kesan negatif. Di antara meme yang memberikan kesan positif adalah meme dengan gambar berupa foto Gibran yang saat itu merupakan calon wakil presiden di nomor urut dua. Pada meme tersebut tertulis kata Samsul. Selain itu, meme tersebut juga menjelaskan bahwa terdapat banyak netizen Indonesia yang sedang mengejek Gibran dengan sebutan Samsul karena ia sempat salah saat debat antar calon wakil presiden sedang berlangsung. Ia menyebutkan asam folat bagi ibu hamil menjadi asam sulfat, dari kesalahan tersebutlah ramai netizen yang mengejeknya dengan sebutan Samsul.Â
Beberapa netizen mungkin menggunakan ejekan itu karena kepuasan pribadinya yang tidak terpenuhi saat menonton debat antara calon wakil presiden. Biasanya netizen seperti ini memihak calon wakil presiden lainnya, sehingga ketika terdapat kesalahan kecil saja yang ada pada calon wakil presiden lain, mereka akan terus mengungkit hingga menyebarkan ejekan seperti julukan "Samsul" tersebut. Namun, ternyata ejekan tersebut tidak ditanggapi dengan negatif oleh beberapa pihak. Justru mereka memanfaatkannya dengan menggunakan ejekan tersebut sebagai julukan khas untuk Gibran.
Sama halnya dengan julukan Gemoy untuk calon presiden nomor urut dua, yakni Prabowo. Julukan Samsul kali ini juga digunakan sebagai julukan khas untuk Gibran. Jadi dengan adanya meme tersebut, sebuah sebutan yang semestinya menjadi ejekan, justru malah menjadi julukan khas untuk calon wakil presiden itu sendiri, sehingga tujuan dari beberapa pihak untuk menjatuhkan tidak tersampaikan.
Selain meme julukan Gibran tersebut, ada pula suatu meme yang terkesan negatif, yakni meme dengan gambar beberapa orang berkumpul di suatu meja makan dan terdapat bingkai berbentuk oval dengan warna merah yang melingkari seluruh gambar tersebut. Orang-orang yang melihat gambar seperti itu pasti langsung teringat dengan biskuit Khong Guan yang memang sudah sangat lekat dengan gambar seperti itu pada kemasannya. Namun, hal yang berbeda yang terdapat pada meme adalah tulisan yang semestinya bertuliskan Khong Guan, berubah menjadi "Khong Kali Kong."