Mengapa orang-orang seringkali terjebak dalam miras dan judi? Apakah karena mereka tidak memiliki kesadaran akan bahaya yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut? Ataukah karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri?Â
Dalam artikel ini, kita akan membahas tema psikologi sosial miras dan judi menurut Al-Qur'an, serta bagaimana pendekatan spiritual dapat membantu dalam mengatasi masalah tersebut.Miras dan judi adalah dua kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan pada individu dan masyarakat.Â
Miras dapat menyebabkan individu menjadi tergantung pada obat-obatan yang berbahaya dan dapat merusak hubungan sosial. Sementara judi dapat menyebabkan individu kehilangan uang dan dapat merusak psikologisnya.
 Psikologi sosial miras dan judi dalam Al-Qur'an dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, Al-Qur'an mengingatkan kita bahwa miras dan judi dapat menyebabkan kerusakan pada individu dan masyarakat. Surat Al-Maidah ayat 90 berbunyi: "Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung."
Kedua, Al-Qur'an mengingatkan kita bahwa miras dan judi dapat menyebabkan individu menjadi tergantung pada obat-obatan yang berbahaya. Surat Al-Baqarah ayat 219 berbunyi: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati adalah terikat dengan apa yang kamu ketahui. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati adalah terikat dengan apa yang kamu ketahui."
Ketiga, Al-Qur'an mengingatkan kita bahwa miras dan judi dapat menyebabkan individu kehilangan uang. Surat Al-Maidah ayat 90 berbunyi: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati adalah terikat dengan apa yang kamu ketahui. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati adalah terikat dengan apa yang kamu ketahui."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H