Mohon tunggu...
Rosha Istiqomah
Rosha Istiqomah Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi Menari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sosialisi Mengenai Pentingnya ASI Ekslusif Sebagai Bentuk Pencegahan Stunting pada Anak

7 Agustus 2022   13:32 Diperbarui: 7 Agustus 2022   13:58 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Universitas Pendidikan Indonesia tahun ajaran 2021/2022 melaksanakan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) semester genap yang dimulai sejak 11 Juli 2022 yang mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Suistinable Development Goals (SDG's) Desa dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka ( MBKM)."

Kegiatan KKN ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat sebagai sarana menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pelaksanaan KKN tahun ini  diikuti oleh 7.089 mahasiswa  yang dilakukan secara daring sesuai domisili masing-masing. Dari jumlah tersebut dibagi menjadi 241 kelompok besar, kemudian dibagi lagi menjadi kelompok kecil yang beranggotakan 5-10 orang mahasiswa yang berdomisili berdekatan. 

Pada tema SDG's desa ini terdiri atas 18 poin atau program. salah satu tema yang menjadi fokus utama KKN kelompok 167 dalam melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini adalah " Desa Tanpa Kelaparan" yang didalamnya mencakup Soisalisai Pencegahan Stunting dan Pemenuhan Gizi. Kegiatan KKN dilaksakan di desa sasaran yang dipilih yaitu desa Banjaran kulon, kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Indonesia memliki angka pevalensi stunting yang cukup tinggi, menurut laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat, pada tahun 2021 sebanyak 24,4% atau 1 dari 4 anak balita Indonesia mengalami stunting. Menurut Kementerian Kesehatan, stunting adalah kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan rata-rata anak seusianya, serta 1-10 anak mengalami kurang gizi.  

Adapun penyebab dari stunting ini karena kekurangan makronutrisi, rendahnya asupan vitamin dan mineral,  faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik.

Oleh karena itu harus adanya upaya mencegah dan mengatasi kurang gizi dan stunting. Upaya ini bisa dilakukan melalui pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara rutin di posyandu. 

Adapun disalah satu RW di desa Banjaran memiliki angka stunting yang cukup tinggi. Untuk itu kegiatan sosialisasi ini dilakukan ke beberapa posyandu yang ada disetiap RW. Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pengukuran dan pendataan berat dan tinggi badan anak atau balita yang memungkinkan mengalami stunting. 

dokpri
dokpri

Setelah melakukan penimbangan dan pendataan, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi Pentingnya ASI Ekslusif untuk cegah stunting ini ditujukkan kepada ibu hamil atau ibu yang memiliki balita. Karena ibu memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan ASI Ekslusif kepada anak. Tidak hanya kami yang melakukan sosialisasi kami pun di dampingi oleh bidan desa yang ditugaskan di posyandu tersebut serta diberikan arahan oleh bidan desa tersebut.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun