Pelaksanaan PLPG, sebagai bagian dari proses sertifikasi guru, ternyata membawa berkah bagi banyak pihak. Setelah mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru pada gelombang III di bawah rayon 102 Unimed, penulis melihat banyak pihak yang mendapat sumber pendapatan baru. Diantaranya: pemilik tempat kos, pedagang makanan, tempat fotokopi, penjual pulsa, dan penjual jasa khusus.
Pemilik tempat kos.
Umumnya pemilik tempat kos adalah penduduk di sekitar lokasi PLPG. Kebetulan penulis ditempatkan di lokasi PLPG STKIP RIAMA Medan, sehingga penulis dapat melihat bahwa penduduk sekitar menyediakan rumah-rumah mereka sebagai tempat menginap bagi para peserta. Pada umunya peserta merasa diuntungkan karena tak perlu repot mencari tempat menginap. Apalagi bagi peserta yang berasal dari luar kota Medan.
Biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta bervariasi. Tergantung dari fasilitas yang disediakan. Apabila peserta hanya menempati fasilitas tempat tinggal, dikenakan biaya Rp150.000,00. Sedangkan bila ingin sekaligus dengan makan sebanyak 3x sehari maka dikenakan biaya Rp600.000,00. Ada pula tempat kos yang memang hanya menyediakan fasilitas menginap.
Pedagang makanan.
Pedagang makanan di sekitar tempat PLPG mungkin yang paling banyak mendapat berkah. Sebagian peserta PLPG yang hanya mendapat fasilitas tempat tinggal, harus mencari penjual makanan di sekitar lokasi. Beberapa penjual makanan sampai begitu akrab dengan pelanggannya karena lebih kurang sepuluh hari menjadi pelanggan tetap. Hal itu bisa dilihat dari sikap si penjual yang langsung tahu kebiasaan pembelinya. Hingga hanya dengan kode tertentu si penjual langsung bisa tahu pesanan pelanggannya. Belum lagi peserta lain yang hanya minum atau makan di waktu istirahat.
Bahkan beberapa penduduk juga membuka jasa katering dadakan. Bagi peserta yang tak mau repot mencari makanan di luar, dapat memesan jasa katering dadakan pada beberapa penduduk yang menyediakan.
Tempat fotokopi.
Tempat fotokopi, sepanjang pengamatan penulis, tak pernah sepi sejak pukul enam pagi. Dan selalu diserbu pelanggan di waktu-waktu istirahat. Di sekitar STKIP RIAMA, yang menjadi lokasi PLPG penulis, hanya tersedia dua tempat fotokopi. Dan keduanya selalu punya order pemesanan.
Penjual pulsa.
Sebagaimana hp sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar orang, otomatis penjual pulsa sangat dibutuhkan. Penulis sendiri sejak mengikuti PLPG hingga hari ke sembilan, telah menghabiskan dana Rp150.000,00 hanya untuk pulsa saja. Itu termasuk biaya untuk membeli paket internet. Sebab beberapa bahan PLPG justru diunduh lewat internet.
Penjual jasa lain-lain.
Penjual jasa lain-lain misalnya penyedia jasa mencuci dan menyeterika. Sebagian peserta PLPG yang merasa kerepotan unutk mencuci dan menyeterika pakaiannya karena banyaknya tugas, tentu saja menggunakan jasa mereka. Umumnya penyedia jasa ‘cuci-gosok’ ini adalah perempuan-perempuan muda di sekitar lokasi. Biasanya mereka tak menetapkan tarif, tergntung kesepakatan dengan pengguna jasa saja.
Mungkin masih banyak lagi orang-orang yang mendapat berkah sehubungan dengan pelaksanaan PLPG ini. Semoga saja segala kegitan yang demikian banyak menyita waktu, tenaga dan dana dari berbagai pihak, benar-benar dapat meningkatkan mutu guru di Indonesia. Salam PLPG.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H