Mohon tunggu...
Rosendah DwiMaulaya
Rosendah DwiMaulaya Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor

Penulis Amatiran

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bertemu Keluarga Baru di Bekasi

17 Agustus 2024   23:46 Diperbarui: 17 Agustus 2024   23:58 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matarmaja adalah kereta yang membawaku dari Pondok ke Ibu Kota. Perjalanan pertamaku bersama seorang teman yang luar biasa. Keajaiban dari Cinta-Nya kurasakan saat bertemu dengan orang-orang baru. Setiap kakiku menjejak, sebuah kesyukuran terucap. Ya Allah sungguh luar biasa pengalaman yang Kau berikan. Aku dan kawanku berkesempatan mempresentasikan penelitian kami di depan jajaran-jajaran akademisi di bidang pendidikan.

Setelah tiket dan segala perizinan lengkap, kami bertolak dari bumi Darussalam. Memulai petualangan. Tanpa kusadari almameter kampus kebanggaan tertinggal dan harus kukejar dengan berlari karena jadwal kereta kami akan sampai kurang dari satu jam.

Mobil bergerak dengan pasti. Menyusuri jalan sebentar kemudian kusuruh berhenti. Aku akan mengambil beberapa ratus untuk bekal saat di ibu kota nanti. Ya Allah ATMku tertelan sedang di tanganku uang hanya cukup untuk membeli makan dan minum satu kali saja. Bagaimana perjalanan dari Stasiun Ibu Kota menuju hotel Ayana? Kegiatan yang kuhadari bertempat di hotel Ayana. Jarak dari stasiun ke Hotel Ayana kurang lebih setengah jam. Aku kehabisan ide.

Allah sudah menggerakkanku sampai ke kereta. Meskipun perjalanan ini begitu mustahil sebelumnya, tapi aku berhasil melaluinya. Perizinan satu demi satu wakil rektor sudah kudapatkan dengan jerih payah. Aku berhasil menaklukannya. Maka, aku menyalakan keyakinan bahwa kesulitan seperti apa pun pasti aku berhasil melaluinya bersama Allah. Aku bersama Allah. Allah bersamaku.

Perjalanan kereta Matarmaja tidak sampai berhasil membawaku ke Ibu kota. Allah perkenankan aku bertemu keluarga baru di Bekasi. Seorang ayah dari mahasiswi semester 1 di kampusku. Kami belum mengenalnya sebelumnya. Tapi, beliau bersedia menjemput kami dari stasiun ke rumah dan mengantarkan perjalanan menuju Hotel Ayana di Jakarta. Inilah pertolongan Allah selanjutnya dengan cara mengambil ATMku terlebih dahulu.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Aku mengenal dekat beliau melalui obrolan dari stasiun Bekasi menuju rumahnya dan dari rumah menuju tempat acaraku. Perjalanan hampir 3 jam itu tidak hanya membawa fisikku melanglang tetapi juga membawa hatiku membuka cakrawala dunia lebih luas lagi.

Om Abdul begitu kami memanggilnya adalah mantan mahasiswa berprestasi. Bukan dengan bakatnya yang dimiliki tetapi kerja keras dan komitmen kuatnya untuk menjadi mahasiswa berprestasi. Kisah perjuangannya semasa kuliah membuatku sadar bahwa aku ini merupakan generasi yang lembek.

Pengalaman demi pengalaman dinasehatkannya pada kami. Beliau punya filosofi gedung. Setiap lantainya akan membentuk kepribadian seseorang. Maka, setiap naik satu lantai kita wajib memberikan yang terbaik. Hingga tiba ke lantai paling atas, kita sudah menjadi versi paling baik dari diri kita.

Beliau berpesan bahwa pengalaman dan keahlian merupakan investasi penting dalam hidup. Yang akan membentuk kepribadian dan akan mengarahkan kita pada pencapaian-pencapaian luar biasa ke depan. Nasihat beliau yang lain, bahwa kami tidak perlu mengubah level diri. Kami hanya perlu tetap berada di tingkatan kami dalam bergerak, meskipun berada di antara lingkungan orang-orang yang luar biasa. Kami tidak perlu membuat-buat keluarbiasaan itu. Kami hanya perlu menjadi diri kami sendiri dan berproses untuk peningkatan diri yang konsisten.

Nasihat itu kupendam dalam-dalam di jiwa, hingga aku tidak lagi merasa gugup saat menampilkan presentasi di depan pakar BRIN, jajaran dosen, dan akademisi-akademisi lain yang luar biasa dan levelnya semua di atasku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun