kedokteran yang membutuhkan dana selangit itu. Mimpi adalah mimpi, suatu saat nanti terjadi atau pun tidak. Aku pasrah saja terhadap ketentuan Tuhan.
Untuk gadis yang tumbuh di kota kecil sepertiku, cita-citaku terlampaui tinggi. Saking tingginya, aku sampai takut jika nanti cita-citaku itu tidak terwujud. Akankah setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, aku mampu mendaftarkan diri ke fakultasNamun, saat ini adalah waktunya untuk merancang. Waktunya untuk merajut mimpi-mimpi. Sudah kupancangkan dalam hati aku ingin masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (FK UNRAM). Meskipun terbilang fakultas yang masih muda, FK UNRAM sudah memenuhi kebutuhan akan tenaga kesehatan, dalam hal ini dokter di provinsi Nusa tenggara barat. Sebagai sebuah institusi, maka telah di tetapkan visi dan misi FK UNRAM yang selaras dan sejalan dengan visi dan misi Universitas Mataram.
Sebagai mahasiswa kedokteran, ada beberapa alat yang harus dipersiapkan untuk kegiatan kuliah dan praktik klinis. Alat-alat tersebut meliputi stetoskop, tensimeter, oksimeter, palurefleks, dan sebagainya. Melihat alat-alat tersebut, aku langsung terbayang dengan kedua orang tuaku yang hidup berkecukupan, tapi tidak untuk orientasi pendidikan tinggi. Apalagi di fakultas kedokteran.
Walaupun ayahku seorang pegawai negeri tapi gajinya tidak seberapa. Belum lagi kebutuhan sandang dan pangan di daerahku terbilang mahal. Gaji yang di hasilkan ayah hanya cukup untuk makan saja. Tapi aku jauh dari kata menyerah. Perjalanan pendidikanku masih panjang. Saat ini aku masih duduk di sekolah menengah pertama. Aku sangat yakin dengan usaha yang sangat keras,aku bisa menggapai cita-cita itu dan membuat orang tuaku bangga melihat nama anak perempuannya berpangkat Dr (Dokter).
Usaha yang kutekuni saat ini adalah memperlajari resep obat-obatan dari sosial media seperti YouTube, Google, Chrome, dan aplikasi internet lainnya. Aku tekun mencatat obat-obatan yang disebutkan oleh dokter hasil dari tontonanku setiap hari. Aku jadi lebih tahu soal resep obat-obatan tersebut sedikit demi sedikit.
Aku tidak akan berhenti untuk belajar. Aku akan selalu berusaha sekuat tenaga untuk meraih cita-cita juga cinta kedua orang tuaku.
Penulis : Ajeng Maulaya (Siswi SMPN 1 Dompu)
Editor : Rosendah Dwi Maulaya