Sebagaimana janji Rasulullah bahwa Baitul Maqdis akan ditaklukkan, maka umat Muslim berlomba-lomba untuk mewujudkan kemenangan tersebut. Usaha pembebasan Baitul Maqdis menjadi trend di masa kekhalifan Nuruddin Zanki. Segala upaya untuk mewujudkannya pun ditempuh.
Nuruddin Zanki merupakan seorang putra dari penguasa Mosul dan Aleppo yang bernama Imaduddin Zanki. Dengan kegigihannya sang ayah berusaha menyatukan wilayah Syria dan menghadapi pasukan Salib untuk merebut kembali Baitul Maqdis ke tangan Muslim. Hingga akhir kekuasaannya ternyata usaha tersebut belum berhasil. Gerakan pembebasan Al-Quds sesungguhnya baru dimulai di masa pemerintahan Nuruddin Zanki.
Nuruddin Zanki merupakan ahli Fiqih yang sangat rendah hati, berwibawa, memuliakan ulama dan mempunyai kekuatan militer yang baik. Ia ditakdirkan untuk mempunyai kemampuan fisik dan keshalehan spiritual yang luar biasa. Nuruddin Zanki merupakan sosok yang terbiasa hidup zuhud dengan berhati-hati memasukkan makanan ke perut untuk menjaga kesucian dirinya.
Pemerintahan Nuruddin mempunyai kesadaran yang tinggi terhadap bidang pendidikan. Pendidikan merupakan tiang mendasar untuk membangun sosok pribadi sebagai manusia yang seutuhnya dalam pemikiran akidah, kebudayaan maupun tindakannya.
Nuruddin Zanki telah mendirikan sejumlah madrasah dan Dar Al-Hadits, dan Lembaga Pendidikan lainnya, salah satu madrasah yang terkenal adalah madrasah Halawiyyin yang didirikan pada tahun 1148 M. Nuruddin Zanki juga membangun Madrasah bernama Aruniyyah yang khusus mempelajari fikih madzhab Syafi'I kemudian membangun madrasah Nafariyyah.
Kegigihan Nuruddin Zanki di bidang pendidikan disamping misinya untuk merebut Al-Quds boleh jadi terdapat dukungan moril dari sang istri yang sangat tekun dalam menyuarakan pendidikan terbaik untuk rakyat. Ishmatuddin Khatun istri Nuruddin Zanki diketahui juga mempunyai lembaga pendidikan yang diberi nama Khatuniyyah untuk melahirkan mujahid ilmu. Ishmatuddin Khatun membiayai langsung pembangunan operasional dan penggajian para tenaga pengajarnya. Ia merupakan sosok yang sangat dermawan dan loyal terhadap perkembangan pendidikan di negaranya.
Sama halnya dengan Nuruddin Zanki, sang istri Ishmatuddin Khatun merupakan sosok yang sangat ta'at terhadap Allah. Ia mempunyai spiritualitas yang tinggi dalam bentuk ibadah harian. Ia kerap membaca Al-Qur'an dan bertahajud di malam hari. Kemuliaan akhlaknya terpancar dalam didikannya pada putranya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H