Jakarta digegerkan dengan adanya usaha penembakan Soekarno saat shalat Idul Adha berlangsung. Senin, 14 Mei 1962 pagi di Istana Negara Bung Karno melaksanakan shalat Idul Adha 1381 H bersama anggota Kabinet Kerja dan ratusan undangan dan  petinggi negara lainnya. Suara tembakan berkali-kali terdengar setelah sujud rakaat kedua berlangsung.
Beruntungnya tembakan ini meleset dari tujuannya yaitu Presiden Soekarno. Peluru tembakan melukai dua pengawal pribadi presiden, dan nyaris melukai Ketua DPR, Zainul Arifin dan Jenderal AH Nasution. Setelah pelaku dilumpuhkan, shalat Idul Adha diselesaikan dengan khusuk.
Berita ini percobaan pembunuhan ini di kabarkan diberbagai media nasional dan internasional. Arsip koran Belanda "Nieuwe Eindhovense Krant" hari  Selasa, 15 Mei 1962 mengabarkan bahwa percobaan pembunuhan ini di lakukukan pelaku dari jarak 15 meter di belakang barisan shalat Soekarno. Beruntungnya pasukan pengamanan presiden yang tidak shalat langsung berekasi setelah terdengar suara tembakan dan melihat gerak-gerik pelaku.
Dilansir dari Kompas. com, pelaku percobaan pembunuhan Presiden Soekarno tersebut yaitu Sanusi, Kamil, dan Jaya Permana, anggota gerakan DI/TII. Pemimpin pesantren di Bogor H. Muhamad Bachrum juga ditangkap atas dugaan menjadi otak percobaan pembunuhan ini
DI/ TII yang diketuai Kartosuwiryo ternyata masih memiliki cabang di berbagai daerah. DI/ TII merupakan gerakan pemberontakan yang berbasis Islam yang awalnya muncul di Jawa Barat tanggal 7 Aguustus 1949 dalam pimpinan Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo, anggota partai Masyumi dan pemimpin pesantren di Jawa barat yng tersohor. Ia memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) yang kini di kenal dengan nama Darul Islam.
Pemberontakan ini dilakukan secara gerilya militer sampai membuat geger TNI di tahun tersebut. DI/ TII merupakan salah satu pemberontakan terhadap hasil Perjanjian Renville dan reaksi atas ketimpangan antara wilayah RI dan RIS.
Ini bukan kali pertama Soekarno dan keluarganya terancam terbunuh. Upaya pembunuhan di Cikini, Peristiwa Maukar tahun 1960, dan pelemparan geranat saat kunjungannya ke Makassar juga pernah mengancam keamanan Soekarno dan keluarga.
Sumber:
[1] https://nasional.kompas.com/read/2021/06/28/14552561/soekarno-dan-percobaan-pembunuhan-terhadapnya
[2] Berita dalam Nieuwe Eindhovense Krant, "Daroel Islam Schiet In Paleistuin Soekarno Overleeft Zijn Vierde Moordaanslag Verwarring Door Doodsbericht" edisi Selasa, 15 Mei 1962, Volume 18 No 157
[3] Nugroho Notosusanto, et al. Sejarah Nasional Indonesia VI. 1993. Jakarta: Balai Pustaka