Tidak Selalu Kita Harus Jadi Pusat Perhatian

Ada Kalanya Jadi Pendengar Yang Baik 

Ada begitu banyak pelajaran hidup yang tidak pernah di ajarkan di bangku sekolah. Antara lain adalah menempatkan diri, sesuai dengan kondisi dan situasi.

Ada kalanya kita menjadi pusat perhatian  , menjadi pengajar ataupun memimpin lokakarya. Semua orang yang hadir diam dan menyimak dengan baik'.

Tetapi dikala kita yang jadi peserta seminar, maka tugas kita adalah menjadi pendengar yang baik.

Hal ini tidak hanya sebatas dalam hal seminar, tetapi juga berlaku dalam hubungan persahabatan dan kekeluargaan .

Bila kita jadi peserta walaupun yang pimpin acara adalah anak kita sendiri,kita harus diam dan mendengarkan secara baik segala penjeasan yag diberikan. Tidak boleh kita intruksi karena disini kita sebagai pendengar yang baik harus menerima pemasukkan.

Demikian juga dalam hal berkeluarga kita harus tahu dimana tempat kita. Dalam hal persahabatan kita harus mendahulukan kepentingan bersama dari kepentingan kita sendiri,agar persahabatan bisa terjalin baik adanya.

Mendahulukan kepentingan bersama bukan berarti kita kalah,tetapi unuk menjaga kerukunan dalam persahabatan itu sendiri.Sehingga terjalin hungungan yang harmonis antara sesama anggota.

Dokumentasi pribadi 

Kesimpulan :

Untuk menjaga hubungan baik ,perlu mawas diri dari kita sendiri. Ada kalanya kita tampil menjadi Narasumber. Pada waktu posisi sebagai Narasumber tentu saja kita harus berbicara. Seperti misalnya sewaktu kami berdua tampil di TVRI sebagai Pembicara dalam Dialog interaktif 

Tetapi sewaktu hadir dalam acara dimana kami berdua adalah sebagai undangan.maka Kami memilih Silent is Gold . 

Kami berdua belajar dari berbagai pengalaman hidup, kapan harus jadi Pembicara yang baik' dan kapan harus jadi Pendengar yang baik. Ada kalanya kita harus onward, tapi ada kalanya kita harus ikhlas untuk retreat.

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini 

14 Januari 2025.

Salam saya,

Roselina