Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rendah Hati Ibarat Kita Berada Dijalan Datar

10 Januari 2025   04:03 Diperbarui: 10 Januari 2025   04:03 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan Tinggi Hati Ibarat Berada Di tepi Jurang 

Karena kami berdua sudah pernah menjalani hidup yang pahit getir selama bertahun tahun, maka kami sudah memetik pelajaran berharga. Yakni:' Jangan sombong "

Kalau nasib sudah berubah, disyukuri saja. Jangan sampai menjadikan kita angkuh . Karena tidak ada yang abadi di dunia ini. Prinsip hidup yang sangat sederhana,tapi ternyata banyak yang tidak mampu memahami nya.

Sebagai contoh. Dulu salah seorang tetangga kami , karena merasa dirinya kaya raya, dengan sombong mengatakan:' Harta saya tidak akan habis dimakan oleh 7 turunan "

Tetapi ternyata, belum sampai turunan kedua hartanya sudah habis. Karena kapal yang membawa barang berharga tenggelam.

Karena sudah terlanjur sombong, akhir nya si orang kaya pindah ke daerah lain dan tidak pernah terdengar lagi beritanya .

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Demikian juga halnya dengan kisah seorang Boss yang kaya raya di kampung halaman kami  . Blla menyuruh karyawan nya mengambil uang di bank  dalam jumlah yang besar, saat karyawan kembali membawa satu kantong penuh uang dari bank, disuruh taruh di gudang.

Bila datang bertamu, hanya duduk dalam kendaraan pribadi dan membunyikan klakson mobil. Tuan rumah yang harus keluar menemui nya. Sebut saja namanya Akong 

Entah kenapa beberapa tahun kemudian kami melihat Akong di daerah Kemayoran Jakarta sedang memungut kardus kardus bekas. Sangat berbeda sekali dengan sewaktu di Padang..

Kisah Lain

Salah seorang dari ' Warga Pondok " merupakan salah seorang kaya   untuk masa itu. Di Padang bila mendengar kata" warga Pondok " orang sudah paham. Bahwa yang dimaksud adalah warga keturunan Tionghoa. Sebut saja namanya Akong . Yang semasa hidupnya memisahkan diri dari pergaulan 

Dia tidak mau bergaul dengan orang lain karena dianggap tidak selevel dengan dia. 

Ketika dia meninggal tidak satupun orang datang menjenguk  Begitu pula sewaktu mau dikubur tidak satupun orang datang untuk  mengangkat peti matinya untuk dikubur. 

Karena semua orang berkata biar keluarga nya yang kaya mengupah orang untuk mengangkat petinya . Bagi orang Padang, hal ini sangat memalukan 

Baru setelah putranya mengunjungi setiap rumah dengan sujud dan permohonan untuk menolong , orang orang Kongsi Sosial datang untuk mengangkat peti jenazah.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Kesimpulan :

Ada begitu banyak peristiwa hidup yang dapat digunakan sebagai pelajaran yang berharga. Bahwa kesombongan, hanya mempertinggi tempat jatuh.

Karena itu, kalau merasa diri sukses,ya disyukuri saja. Jangan sampai lupa diri dan menjadi angkuh. Alangkah baiknya bila kita selalu mawas diri 

Karena apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita, akan tampak pada sikap kita saat berinteraksi dengan orang lain.. Bila di dalam hati kita tidak menghargai orang yang ada di depan kita maka hal ini akan tercermin dalam posture tubuh maupun cara kita memandang orang lain 

Seperti kata pribahasa:" Mata adalah jendela jiwa"

Maka melalui tatapan mata kita orang sudah dapat menilai .Apakah kita meremehkan atau menganggap dia selevel dengan kita. Karena pandangan mata kita bisa menunjukkan sikap kita.

 Orang akan hormat kepada kita bila kita tidak pernah meninggikan diri .

Sikap rendah hati ini dapat terbaca dengan jelas melalui kata kata yang keluar dari mulut, maupun yang ditulis. Termasuk melalui tatapan mata atau eyes contact 

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini 

10 Januari 2025.

Salam saya,

Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun