Hal ini kami lakukan sampai anak anak sudah berkeluarga. Baru kami Travelling berdua saja,karena anak anak sudah hidup mandiri.
Kisah Anak Titip Ibunya di Panti JompoÂ
Suatu waktu ketika seorang anak sahabat, sebut saja namanya Lany,kami tanyakan tentang ibunya yang sakit di panti jompo.
Lany hanya senyum saja. Ketika kami bicara ternyata sang anak sama sekali tidak merasa bersalah. Karena menurut kisah Lany  ketika mereka masih kecil , kedua orang tua nya Travelling keluar negeri
 Anak dititip pada pembantunya saja. Tak sekalipun orang tua nya membawa sang anak ikut Travelling bersama.Â
Sang anak balik bertanya pada saya:"Apa tidak cukup saya beri uang untuk perawatannya,kenapa mesti saya jaga  dirumah?.
Walaupun kedua orang tua nya adalah sahabat kami berdua tapi tentu saja tidak etis bila mencampuri urusan orang lain.
Dulu sewaktu kami kecil mama dan Papa sering keluar negeri Kami ditinggal sama pembantu saja Bahkan pernah sewaktu saya terbaring sakit,mama dan papa tetap traveling. Dengan alasan tiket tidak bisa diganti '
Jadi saya tidak merasa bersalah bila kini mama dititip di panti jompo" Â
Begitulah pengalaman kami  ketika mengunjungi panti jompo dimana orang tua menangis karena merasa ditinggalkan anaknya di panti jompo tanpa dikunjungi . Sedangkan anaknya merasa sudah menjalani kewajiban dengan membiayai perawatan ibunya di panti jompoÂ
Memang tidak elok bila satu kejadian,lalu di generalisir bahwa semua orang tua yang dititipkan di Panti Jompo adalah akibat dari perlakuan terhadap anak anak mereka. Tapi setidaknya, kisah Lany dapat menjadi pengingat bagi kita sebagai orang tua.