Muda Hidup Bergaya, Dihari Tua Tidak Berdaya
Kalau boleh diibaratkan, hidup ini adalah ibarat lari maraton.
Yang berlari terlalu kencang pada awalnya, mungkin akan mendapatkan applaus dari penonton.
Tetapi, ditengah jalan sudah kehabisan tenaga, sehingga tidak mencapai finish .
Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang diwaktu muda, pamer sana pamer' sini, begitu memasuki usia pensiun sudah kehabisan dana cadangan. Dan di hari tua, terpaksa hidup dari belas kasih orang.
Karena itu sejak sedini mungkin kita sudah harus mempersiapkan diri.
Alangkah eloknya bila kita mawas diri dan tidak terjerumus dalam gaya hidup yang gengsi gengsian.
Tetaplah hidup sederhana. Hindari gaya hidup yang konsumtif, hanya sebatas untuk pamer bahwa diri kita sudah sukses. Jangan sampai lihat tetangga beli barang baru, terus kita ikut beli hanya untuk menunjukkan bahwa kita juga mampu beli Apalagi sampai terlibat Pinjol dan sebagainyaÂ
 Semakin sedikit kita menghabiskan dana untuk hidup semakin baik .Karena  perlu dana untuk hari tua kita. Â
Anak Bukanlah Life Investment KitaÂ
Cukup banyak orang tua yang menganggap anak anak sebagai Life investment. Bahwa karena merasa sudah bersusah payah membesarkan anak,maka kelak di hari tua , maka anak anak wajib memelihara mereka.
Lupa bahwa anak anak punya kewajiban terhadap anak isteri, sehingga tidak dapat memenuhi harapan orang tua. Apalagi bila kondisi keuangan anak pas pasan. Maka hadirlah rasa kecewa dalam hati orang tuaÂ
PengalamanÂ
Sewaktu hidup kami mulai berubah, maka kami membeli mobil Plythmouth bekas,dengan harga 500 ribu. Karena kalau kami membeli mobil lain dengan harga jauh lebih tinggi akan mempengaruhi usaha kami. Dana yang dibutuhkan usaha tidak boleh terganggu sedikitpun.Â
Dalam dunia bisnis dikenal dengan istilah Cash flow.
Walaupun ada yang menertawakan kami karena memakai kendaraan kuno, bagi kami berdua sama sekali tidak ada masalahÂ
Beberapa tahun setelah itu ketika usaha kami mulai maju dan kami bisa membeli mobil yang lebih baik baru kami membelinya.Untuk mana kami menyimpan dana untuk dihari tua kami.
Ketika usaha kami maju kami membeli mobil baru merek Toyota dari hasil kelebihan dana yang dibutuhkan.Sehingga membeli mobil tidak mempengaruhi usaha kami.
Travelling.
Pertama tama kami melakukan perjalanan keluar negeri  yaitu ke Singapore dan Malaysia.Bila kami mau bisa mengunjungi negara lain tetapi mengingat pengeluaran dana kami membatasi diri.
Kemudian setelah usaha kami maju baru kami mengunjungi Hongkong, Â Taiwan dan Philipina dan seterusnya..Â
Semua dana kami batasi semampu kami sehingga tidak menghabiskan semua dana untuk dihari tua.
Hal hal yang kami hindari, antara lain.:
- sarapan pagi di Cafe
- makan siang di restoranÂ
- Shopping barang yang tidak diperlukan
Kami sarapan pagi di rumah,makan siang kami bawa dari rumah. Kami duduk di tepi pantai atau di tepi Swan River, maupun di taman.Â
Kami makan malam di rumahÂ
Kesimpulan:
Mempersiapkan dana untuk hari tua sangatlah diperlukan.Karena itu untuk mempersiapkan harus hati hati dalam memilih pengeluaran dimasa muda.
Tidak perlu pamer asal untuk dapat pujian.Yang penting tidak mengganggu simpanan untuk hari tua.Â
Saya bersyukur diberikan kepercayaan penuh oleh suami untuk mengelola keuangan perusahaan dan sekaligus keuangan keluarga. Sehingga lebih mudah bagi saya untuk memanage urusan pengeluaran uang. Hingga kini, seluruh urusan keuangan diserahkan sepenuhnya kepada saya. Dan saya selalu menjaga kepercayaan yang diberikan.
Kami bersyukur kepada Tuhan, diberikan kesempatan untuk menikmati hidup dalam kecukupan hingga dihari tua.
Hingga kini, kami tetap menjalani hidup dengan sederhana.Â
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan iniÂ
30 Desember 2024.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H