Dengan Merawat Optimisme Dalam Diri
Titik balik yang dikenal sebagai turning point untuk mengubah nasib, sesungguhnya selalu singgah dalam kehidupan setiap orang. Tetapi tidak semua orang berhasil memanfaatkan nya
Penyebab nya antara lain:
Pesimis hadapi kehidupan
Yakin sudah takdir nya hidup miskin
Selalu berpikir:" tidak mungkin saya bisa sukses"
Cuplikan pengalaman pribadi
Saat kehidupan kami berdua sedang terpuruk, suatu sore suami bilang, diajak teman nya yang bernama Samsuar yang sudah sukses dalam bisnis,untuk datang ke kantor nya yang berlokasi di jalan Diponegoro di Padang. Â
Menurut Samsuar , bila terus begini hidup kami tidak akan berubah bila tidak mencoba berusaha untuk maju. Kata Samsuar kepada suami:" Kalau terus seperti ini, sampai tua akan jadi Penjual Kelapa Parut" . Begitu cerita suami pada saya.
Samsuar mengajak suami untuk membeli kopi dan dikumpulkan Setelah cukup satu karung dijual pada perusahaan Samsuar.
Semenjak itu kami ke kampung kampung untuk membeli kopi dari pada petani petani sendiri. Mereka senang karena tidak perlu harus ke kota menjual kopi mereka.Â
Kamipun senang karena bila di kota harga kopi lebih tinggi dibandingkan di kampung. Kami mengumpulkan dari cuma beberapa kilogram .Tapi karena banyak petani kecil yang lebih senang menjual kepada kami, maka akhirnya terkumpul satu karung biji kopi Robusta.Â
Setibanya di Padang, karena masih sore, suami langsung menjual kepada Sahabatnya Samsuar.
Pulang ke rumah, dengan wajah gembira, suami bilang:" Keuntungan dari hasil jual sekarung kopi, lebih banyak dari hasil satu bulan jualan kelapa parut "Â
Sejak saat itu, suami tidak lagi jualan kelapa parut. Ingin fokus untuk mulai belajar bisnis kopi. Dan sebagai seorang isteri, saya dengan sepenuh hati mendukung niat suami. Â
Puji syukur kepada Tuhan, kami telah menemukan titik balik kehidupanÂ
Sebuah kebahagiaan yang tak ternilai bagi saya pribadi, menyaksikan suami dengan penuh semangat menekuni dunia bisnis. Â Kalau selama ini kami hanya ke kampung kampung pada hari Sabtu dan Minggu, kini suami pergi di hari biasa. Saya tidak bisa ikut karena harus mengajar di SMP Kalam Kudus dan memberikan private les.
Karena semakin banyak pelanggan di kampung, maka akhir nya suami berhasil mengumpulkan sampai 10 Â karung kopi untuk dijual perusahaan Samsuar.Â
Karena sudah ada kira kira satu ton kopi kami kumpulkan maka Samsuar mengajak untuk mengekspor kopi dengan menitip pada Samsuar.Â
Samsuar memberikan semua hasil penjualan export kopi kami tanpa mengambil keuntungan buat dirinya.
Maka kehidupan kamipun mulai berubah . Suami tidak lagi menjual kelapa ditanah kongsi ,sedangkan saya tetap memberi les dan mengajar disekolah.
Akhirnya kami mendirikan sebuah perusahaan bernama CV Â Tunas Sari (untuk mengingat jasa CV Taman Sari kepunyaan Samsuar).Dimana berlokasi di Jln Niaga dan kami menyewa sebuah gudang untuk itu.
Dalam waktu dua tahun, puji syukur kepada Tuhan, kami sudah mampu membangun rumah sederhana di jalan Kampung Nias.Â
Saya resign dari mengajar, karena suami minta agar saya memegang urusan keuangan perusahaan.
Kesimpulan:Â
Begitulah ,tidak semua orang bisa memanfaatkan  titik balik kehidupan karena berfikir seperti telah disebutkan diatas.
Kami bersyukur kepada Tuhan yang sudah memimpin kami sampai dapat mengubah nasib kami. Dari Penjual Kelapa Parut di pasar Tanah Kongsi, menjadi Eksportir.
Kelak bisnis kami terus berkembang. Dan nasib kami berubah total . Terkadang serasa bagaikan mimpi, dari kehidupan yang morat marit,dihari tua kami berdua dapat menikmati hidup dalam kecukupan. Sungguh,bila Tuhan mengijinkan, nothing is impossibleÂ
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan iniÂ
27 Desember 2024,
Salam saya,
Roselina.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI