Setibanya di Padang, karena masih sore, suami langsung menjual kepada Sahabatnya Samsuar.
Pulang ke rumah, dengan wajah gembira, suami bilang:" Keuntungan dari hasil jual sekarung kopi, lebih banyak dari hasil satu bulan jualan kelapa parut "Â
Sejak saat itu, suami tidak lagi jualan kelapa parut. Ingin fokus untuk mulai belajar bisnis kopi. Dan sebagai seorang isteri, saya dengan sepenuh hati mendukung niat suami. Â
Puji syukur kepada Tuhan, kami telah menemukan titik balik kehidupanÂ
Sebuah kebahagiaan yang tak ternilai bagi saya pribadi, menyaksikan suami dengan penuh semangat menekuni dunia bisnis. Â Kalau selama ini kami hanya ke kampung kampung pada hari Sabtu dan Minggu, kini suami pergi di hari biasa. Saya tidak bisa ikut karena harus mengajar di SMP Kalam Kudus dan memberikan private les.
Karena semakin banyak pelanggan di kampung, maka akhir nya suami berhasil mengumpulkan sampai 10 Â karung kopi untuk dijual perusahaan Samsuar.Â
Karena sudah ada kira kira satu ton kopi kami kumpulkan maka Samsuar mengajak untuk mengekspor kopi dengan menitip pada Samsuar.Â
Samsuar memberikan semua hasil penjualan export kopi kami tanpa mengambil keuntungan buat dirinya.
Maka kehidupan kamipun mulai berubah . Suami tidak lagi menjual kelapa ditanah kongsi ,sedangkan saya tetap memberi les dan mengajar disekolah.
Akhirnya kami mendirikan sebuah perusahaan bernama CV Â Tunas Sari (untuk mengingat jasa CV Taman Sari kepunyaan Samsuar).Dimana berlokasi di Jln Niaga dan kami menyewa sebuah gudang untuk itu.
Dalam waktu dua tahun, puji syukur kepada Tuhan, kami sudah mampu membangun rumah sederhana di jalan Kampung Nias.Â