Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Agar Jangan Sampai Menjadi Beban Bagi Anak Cucu

24 Desember 2024   03:33 Diperbarui: 24 Desember 2024   03:56 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlu Sedini Mungkin Menjaga Kesehatan Diri

Kalau satu orang sakit dalam sebuah keluarga, maka seluruh keluarga ikut menderita. Anak sakit, orang tua ikut menderita. Begitu juga sebaliknya, bila orang tua yang sakit maka anak anak akan ikut menderita.

Ada banyak contoh nyata yang dapat dijadikan pelajaran hidup. 

Ada salah seorang teman kami yang sakit dan harus dirawat dirumah sakit. Maka anak anaknya tentu saja setiap hari datang berkunjung. Karena tidak kunjung sembuh, akhirnya ibunya yang sakit dibawa berobat ke luar negeri. 

Seluruh hasil jerih payah anak anak nya ,kerja bertahun tahun habis untuk membiayai Ibu mereka yang sakit . Walaupun anak anak nya dengan setulus hati mau membiayai pengobatan ibu mereka, tetapi akibatnya kehidupan rumah tangga anak anak mengalami kegoncangan akibat keuangan minim.

Hal Ini hanya sebatas sebuah contoh. Ada banyak kejadian yang serupa yang dapat dijadikan pelajaran berharga.

dokumentasi pribadi.
dokumentasi pribadi.

Oleh karena itu kita perlu sedini mungkin menjaga kesehatan kita agar tidak merepotkan anak anak kita. Menjaga serta membiayai perawatan kita bila kita jatuh sakit.

Berbagi Cuplikan Pengalaman Pribadi

Sejak dari awal, kami berdua selalu berusaha untuk merawat kesehatan . Tentu saja bukanlah berarti tidak pernah sakit. Karena tidak seorang pun di dunia ini yang tidak pernah sakit, termasuk dokter dan ahli dibidang kesehatan.

Tetapi semangat untuk terus merawat kesehatan, perlu terus berlanjut. Antara lain dengan menyusun jadwal kegiatan sehari hari. 

Pensiun dari semua pekerjaan mencari nafkah, tetapi hidup terus berlanjut. Kami selalu menghindari duduk bermenung, karena akan berdampak negatif bagi kesehatan lahir dan batin. 

Setiap pagi, jam 4.30 waktu Western Australia ( pukul' 3.30 WIB) kami sudah bangun dan mengucap syukur. Kemudian mulai menulis artikel untuk kompasiana. Berusaha untuk menjawab komentar para kompasianer dan balik berkunjung. 

Kemudian mandi dan makan pagi sambil ngopi. Setelah itu berberes beres  untuk refreshing dimana saja yang menarik untuk kami .Atau ikut berbagai kegiatan sosial, baik yang diadakan oleh komunitas Indonesia, maupun Acara Senior Day serta aneka ragam festival. Kami baru pulang sore hari. 

Semua kami lakukan agar kami tidak jatuh sakit dan selalu sehat menghadapi hidup ini. 

Dalam usia kami sudah 81 tahun plus , dimana kami sudah harus benar benar hati hati dalam melakukan segala kegiatan kami. Kalau dulu kami naik turun tangga dengan setengah berlari, kini kami memilih menggunakan Lift.

Mengunjungi tempat tempat kreasi dan bersantai ria disana membuat kami lebih bersemangat menghadapi hidup ini.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Pada musim semi kami refreshing ke Araluen Botanical Garden untuk menyaksikan bunga bunga tulip yang bermekaran 

Dan tentu saja tidak lupa berkunjung ke York Connola, dimana kami dapat mengunjungi bunga Wild Flowers 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Pada musim panas kami akan ke  Swan River untuk duduk duduk , menikmati pemandangan alam yang indah. Selain itu ada jadwal olahraga jalan dalam air di kota Wanneroo. Yang jaraknya sekitar 40 menit berkendara.

Begitulah kehidupan yang kami lalui tanpa terasa sudah lebih dari 15 tahun kami bermukim di Australia ini.

Kesimpulan:

Agar jangan sampai kita menjadi beban anak cucu maka kita menjaga diri kita sedini mungkin untuk merawat kesehatan kita.

Menjaga pola makan sehat dan tidak kalah penting adalah menjaga agar hati dan pikiran terbebas dari segala yang negatif 

Membuka hati dan pikiran untuk menjalin hubungan persahabatan dan kekeluargaan dilingkungan tempat tinggal 

Kami bersyukur kepada Tuhan karena kami diterima dengan baik dimanapun berada . Bahkan di negeri orang kami sama sekali tidak pernah merasa asing,karena selalu diterima dengan hangat.

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini 

24 Desember 2024.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun