Kekerasan di Sekolah Semasa Saya Mengajar
Topik Pilihan Kompasiana kali ini adalah tentang terjadinya kekerasan di Sekolah. Sebagai orang yang pernah menjadi guru selama bertahun tahun, saya heran mendapatkan informasi yang mengerikan. Tentang tindakan kekerasan di Sekolah yang Pelakunya bukan hanya semata mata anak sekolah, tetapi justeru Guru sekolah'. Yang seharusnya sosok yang patut ditiru prilaku nya.
Saya mengajar ditiga sekolah.Yakni di SMP Murni, SMP Yos Sudarso dan SMP Kalam KudusÂ
Belum pernah terjadi seorang guru melakukan tindakan kekerasan pada muridnya.Mereka menanamkan disiplin kepada muridnya dengan kasih sayang sebagai orang tua murid.
Yang sering terjadi adalah pertengkaran antara murid murid  sendiri.Tapi tidak kekerasan hanya pertengkaran mulut saja
Hubungan Baik Guru -Murid Terus BerlanjutÂ
.Yang mana hubungan antara guru dan murid sangat dekat hal ini terbukti hingga mereka dewasa.Â
Contoh nyata Darwis ex murid suami di SD RK II dulu sekarang sudah berusia 65 tahun lebih dan menjadi pengusaha suatu perusahaan.
Tahun 2022 yang lalu ketika kami ke Padang mengadakan acara kekeluargaan dan perjumpaan seluruh kenalan .Darwis terus melunaskan Bill makan di restoran dimana kami makan Kemudian mengajak kami keliling Sumbar dengan mobilnya serta membayar biaya penginapan kami di Hotel Santika .
Begitu juga dengan ex murid saya ketika saya mengajar di SMP Murni .Setelah saya pensiun saya berbelanja di Pasar Kota Padang. Ketika saya menawar kain tidak diberikan sesuai penawaran jadilah saya membeli kain tersebut. Tetapi ketika saya mau membayar ternyata sang boss tidak mau menerima uang saya ,karena dia adalah bekas murid saya di Murni dulu.
Begitulah hubungan terjalin antara guru dan murid yang membuat kenangan indah sampai tua.
Kesimpulan :
Guru seharusnya sosok yang patut ditiru dan di jadikan sebagai teladan bagi murid-murid. Disiplin tetep dilakukan tapi tidak harus memakai kekerasanÂ
Mendidik anak anak dengan kasih sayang merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan di SekolahÂ
Tulisan ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi selama lebih belasan tahun. Hubungan baik antara guru dan murid tidak berakhir sebatas murid lulus, melainkan seumur hidup.
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan iniÂ
11 Oktober 2024.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H