Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beda Cara Mendapat Pekerjaan

16 September 2024   04:07 Diperbarui: 16 September 2024   04:26 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bersama Cherry (dok pribadi)

Antara di Indonesia dan di AUstralia

Belakangan ini heboh tentang Penipuan Lowongan Kerja oleh komplotan orang yang memasang iklan, seakan akan mampu menyalurkan tenaga kerja.

Hal ini menjadi salah satu Topik Pilihan Kompasiana. Untuk jelasnya ijinkankanlah saya kutip dari Kompasiana:

  • Kompasianer pernah mengalami ditipu oleh perusahaan atau penipuan lowongan kerja? Ajakan apa yang waktu ditawarkan? Lalu, apa yang membuat Kompasianer sadar bahwa itu adalah penipuan?
    Apakah ini karena menyempitnya lapangan pekerjaan formal yang dapat memberi penghasilan tetap? Kalau begitu, adakah solusi yang bisa pemerintah lakukan untuk meminimalisir terjadinya penipuan?
    Selain itu apa yang perlu diperhatikan saat melamar kerja agar terhindar dari penipuan? (Sumber: Kompasiana)

Ibarat orang yang sudah kehausan, disuguhi air, maka tanpa pikir panjang terus diminum. Ternyata yang disuguhkan adalah air laut. Sehingga setelah minum air laut, bukannya melepaskan dahaga malahan semakin kehausan . Begitulah kira-kira nasib para pencari kerja yang telah tergoda oleh iming iming yang berisi jebakan 

Di Indonesia disebabkan sulitnya cari pekerjaan sehingga kebanyakan orang mencari pekerjaan dengan bantuan orang lain.Katakanlah itu melalui agen. Dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat kesempatan bekerja.

Tidak jarang agen ini pun ada agen yang palsu.Menipu para pencari pekerjaan dengan berbagai syarat .Yang ternyata adalah hanyalah cara mereka untuk mengambil uang orang yang ingin mendapat pekerjaan .

Contoh iklan:

  • Dibutuhkan tenaga kerja :
  • Dibidang administrasi .
  • lulusan S1 
  • Pria dan wanita.
  • Usia tidak lebih dari 30 
  • uang jaminan  2 juta untuk pengurusan Yang akan dikembalikan setelah selesai masa percobaan.

Ternyata banyak orang yang lulusan sarjana dan menganggur ,tergoda untuk melamar.Mereka mengusahakan uang jaminan dan melamar pekerjaan itu.Setelah sampai hari yang dijanjikan akan diadakan wawancara.

Semua pelamar menuju kantor yang tertulis pada penerimaan yang mereka terima sewaktu pendaftaran.Tetapi apa yang terjadi? Setelah dicari di alamat yang tertulis tidak ada kantor perusahan tersebut.

Di Australia 

Disini Bila mau mencari pekerjaan tidak perlu memakai agen.Datang sendiri dan wawancara .

Contoh keponakan  suami mengurus visa student ke Australia.Sesampai di Wollongong  mulai kuliah dan mencari kerja untuk tambahan biaya studinya.Diterima di Supermaket sebagai karyawan untuk menyusun barang.Begitulah keponakan suami bekerja sambil kuliah.

Walaupun hanya kerja kasar di gudang, yakni menyusun dan menghitung stock barang, tetapi gajinya lumayan besar. 

Belakangan menikah dengan sesama orang Indonesia. Bahkan sudah mampu membeli rumah..

Di Australia anak anak sejak masih duduk di SMA sudah dibiasakan untuk berkerja part time. Tujuannya agar anak anak mampu mandiri dan tahu cara hidup berhemat 

Kesimpulan :

Beda negeri beda pula lah cara untuk dapat menjadi pegawai suatu perusahaan.

Disini, kalau mau kerja, langsung datangi kantor atau toko yang mencari pekerja  langsung dapat kepastian diterima atau tidak 

Cucu cucu kami sejak SMA sudah dibiasakan untuk berkerja part time. Untuk mempersiapkan agar mereka mampu hidup mandiri. Begitu selesai kuliah, mereka langsung dapat pekerjaan. 

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini 

16 September 2024.

Salam saya.,

Roselina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun