Karena Kita tidak Pikun.
Termotivasi oleh Topik Pilihan Kompasiana tentang Memaafkan Sudah, Melupakan Belum ,maka saya bagikan pengalaman pribadi yang telah alami .
Sebagai pengingat, ijinkankanlah saya kutip dari Kompasiana:
Kompasianer, apa, sih, yang bikin kita mudah sekali memaafkan tetapi sulit sekali melupakannya? Apakah itu bentuk berpura-pura untuk memaafkan, tetapi sesungguhnya masih mendendam?
Momen seperti itu lazim sekali kita mengenalnya dengan 'forgive but not forget'; memaafkan, tetapi bukan berarti melupakan..Nah, adakah peristiwa atau kejadian yang membuat Kompasianer berada di posisi seperti itu?Â
Pengalaman pribadi yang sudah saya tayangkan sebelum ini.:
Kalau memaafkan dan melupakan orang yang telah meminjam,tapi "lupa" mengembalikan, itu sudah tak terhitung jumlahnya. Dan sudah sejak puluhan tahun lalu kami jalani . Tapi kalau menyangkut perkara keselamatan diri, sejujurnya tidak mampu saya lakukan.Â
Kalau sekedar untuk menulis:" memaafkan dan melupakan' memang kedengarannya sangat indah. Tetapi kita harus jujur pada diri sendiri dan tentu juga jujur kepada orang lain.
Pengalaman pribadi:
Kami membawa mobil kami untuk di service dan sekaligus menukar oli dan memeriksa ban mobil karena mau berpergian ke Permandian Indarung Jalanan berbelok belok dan mendaki..Tetiba persis di pendakian, laju kendaraan menjadi tidak stabil. Suami cepat menyalakan lampu sign dan berhenti di pinggir jalan. Menarik rem tangan dan turun untuk memeriksa kendaraan.Â