Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gula dan Garam

6 Agustus 2024   03:59 Diperbarui: 6 Agustus 2024   04:06 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Racun atau madu bagi Kesehatan?

Untuk jelasnya ijinkankanlah saya kutip dari Kompasiana:

Kompasianer, apakah  punya pengalaman lepas dari candu makan dan minum yang tinggi gula dan tinggi garam? Adakah cerita dan tips yang bisa Kompasianers bagikan?

Memang betul, gula dan garam itu membuat citarasa makanan jadi meningkat. Tapi, tahukah Kompasianers kalau keduanya bukanlah sahabat untuk tubuh.? ( Kompasiana z/

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Pengalaman dahulu sewaktu masih di Padang dan Jakarta.Kami sering makan Cendol pulut yang mana pastilah banyak pakai gula, agar enak dirasakan . Begitu juga cendol hijau juga pakai gula agar enak diminum cendolnya. Kemudian setiap sore minum teh es manis yang pakai gula cukup banyak . 

Semua ini kami lalui tanpa memikirkan kesehatan kami waktu itu. Kami hanya berpikir makan yang enak enak saja tanpa memikirkan kesehatan tubuh kita.

Demikian juga dengan garam kita sering memakan ikan asin(ikan siam) yang sedap Berapa kadar garamnya tidak terpikir . Berbicara tentang theory bahwa gula dan garam berbahaya bagi kesehatan. Tetapi sejujurnya, bagaimana rasa makanan tanpa garam dan cendol tanpa gula? Tentu saja kita paham maksudnya agar jangan mengonsumsi gula dan garam secara berlebihan. Jadi berapa banyak yang tidak berbahaya bagi kesehatan kita,? 

Setiap kali kami lewat di Brebes, kami pasti singgah untuk beli telur asin. .Telur asin yang kami sukai sangat mengandung garam yang banyak yang tidak baik bagi kesehatan kita.. Kami beli setidaknya dua lusin.

Bila kami ke Brebes selalu beli telur asin disana.Tidak terpikirkan kesehatan kita sewaktu dulu,yang terpikirkan makan enak dan kita puas itu saja.

Kondisi Mendukung Kami 

Berbeda dengan disini. Ketika kami sudah tinggal di Australia kami tidak bisa seenaknya mau makan cendol pulut lagi.Cendol hijau atau teh es manis .Karena disini orang tidak tahu teh es manis .Di restoran kalau kita pesan teh es manis mereka menolak karena tidak ada dalam menu mereka.

Apalagi kalau kita mau makan ikan asin atau telur asin mana ada disini. Mereka akan heran mendengar ikan asin atau telur asin bila kita menanyakan . 

Dengan sendirinya kami sudah terhindar dari makanan dan minuman yang mengandung banyak gula dan garam

Karena makanan disini sudah mendukung kami untuk berbuat sesuai dengan kebutuhan tubuh kita .Tidak banyak gula dan garam yang berpotensi menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan 

Kesimpulan:

Bila kita ingin sehat dan bisa menjaga kesehatan kita ,maka kita hindari makan yang manis manis dan asin asin secara berlebihan. Kalimat penutup perlu ada penekanan:"secara berlebihan" 

Karena sesungguhnya bukan hanya gula dan garam, melainkan semua jenis makanan yang dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.

Gula dan garam adalah "madu" bagi tubuh,tapi bila dikonsumsi secara over,maka akan berubah menjadi "racun" bagi diri kita. Kalau boleh dianalogikan:" madu dan racun"ada di tangan kita,mana yang akan kita berikan pada tubuh kita?

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kelebihan gula dapat memicu diabetes dan kelebihan asupan garam berdampak terjadi hipertensi. Yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius pada diri kita.

Kami berdua bersyukur kepada Tuhan karena hingga di usia sama sama 81 tahun, kami berdua sehat lahir batin. 

Sebagai bukti nyata bahwa kami berdua sudah mengurangi  mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula dan garam. 

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini 

6 Agustus  2024.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun