Tentang Hubungan Keluarga Di Media sosial
Kalau boleh tahu di keluarga Kompasianer ada berapa orang yang bermain media sosial? Apakah sesama anggota keluarga di rumah saling "berteman"? Jika tidak, kenapa? Bagaimana dengan Kompasianer, apakah seterbuka itu dengan keluarga terkait aktivitas di media sosial? Pernah menahan suatu unggahan karena tahu ada anggota keluarga juga yang mengetahuinya?
(Sumber:Kompasiana)
Bagi kami sekeluarga, antara kami berdua sebagai orang tua dan sekaligus sebagai Oma dan Opa serta Makco dan Kongco bagi ketiga cicit kami , semua saling bertegur sapa lewat media sosial. Baik via WhatsApp , maupun lewat Facebook dan Instagram. Karena tidak ada hal yang perlu disembunyikan
Setiap orang mempunyai hak masing masing. Boleh jadi ada yang tidak ingin privasinya diketahui keluarganya. Tentu saja kita tidak berhak ikut campur urusan pribadi orang lain.
Semenjak dulu kami selalu terbuka kepada keluarga tentang privasi kami. Baik itu dalam hal What'app  ataupun Facebook  dan Instagram. Semua bisa dilihat oleh anak,cucu kami .Kami berhubungan dengan What'app dalam hal komunikasi antara anak cucu dan mantu,mantu cucu
Tentu saja kami berdua sebagai orang tua, memberikan contoh teladan terlebih dahulu. HP saya dan HP suami terbuka untuk kami berdua . Kalau suami lagi nyetir HP suami saya yang pegang. Bila ada telpon masuk maka saya yang akan menjawab. Begitu juga bila saya sedang mengerjakan sesuatu, bila ada telpon masuk maka suami yang akan menjawab.
Jam 10.00 malam, kami berdua masuk ke kamar tidur. Tidak ada lagi yang pegang HP. Kedua HP di charging.
Hal ini tidak bisa secara mendadak kita bina melainkan semenjak mereka kecil sudah kita biasakan tidak ada rahasia antara kita sekeluarga sehingga terjalinlah hubungan baik ini.Â
Walaupun apa yang disampaikan itu diketahui oleh orang banyak tidak masalah bagi kami karena memang tidak ada rahasia yang kami simpan .Semua terbuka untuk diketahui anak cucu dan mantu serta cucu mantu kami.
Begitu juga dengan keponakan dari kami kedua belah pihak. Kami semua saling bertegur sapa lewat Facebook.Â
Kesimpulan :
Hubungan keluarga di Media sosial tidak akan berakibat jelek bila kita tidak ada.anggota keluarga yang menyimpan rahasia apapun pada keluarga kita. Semua yang tertulis memang diketahui amak cucu kita ,jadi tidak masalah ada berita apapun.
Bahkan di keluarga kami berdua masing masing ada WAG. Setiap kali ada yang berulang tahun,maka kami saling mengucapkan selamat.. Â Dan dirayakan dengan makan malam bersama. Walaupun cucu cucu kami sejak kecil sudah tinggal di Australia, bahkan ada yang dilahirkan di sini, tapi tradisi sebagai orang Indonesia tetap kami pertahankan.
Tak satupun diantara anak mantu dan cucu serta cucu mantu yang " unfriend"di media sosial. Termasuk mantu cucu kami yang berasal dari TurkiÂ
Tulisan ini merupakan cuplikan dari pengalaman hidup pribadi dalam hubungan kekeluargaan di Media sosial. Sama sekali tidak membahas tentang cara orang lain memilih jalan hidup mereka. Karena setiap orang berhak untuk berbeda dengan kita.
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan iniÂ
2 Agustus 2024.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H