Keterangan foto diatas:
Aneka ragam biskuit dan roti dalam kondisi baru 100 persen. Disediakan oleh donatur bagi siapa saja yang membutuhkan. Tetapi selama seminggu barang tersebut masih utuh .
Bagi Seluruh Siswa
Salah satu Topik Pilihan Kompasiana yang sudah banyak dibahas oleh sahabat Kompasianer.. Tetapi tentu tidak ada masalah bila saya menulis dari sudut pandang yang berbeda.
Izinkanlah saya kutip dari Kompasiana:
Kompasianer, bagaimana penilaian kamu tentang persiapan pemerintah menyiapkan makanan bergizi gratis bagi seluruh siswa di Indonesia? Kira-kira adakah masukan yang bisa kamu berikan kepada pemerintah? ( Kompasiana)
Tulisan ini sesungguhnya tidak persis seperti topik pilihan yang dikedepankan oleh Kompasiana. Tetapi tidak ada salahnya saya membagikan cuplikan tentang makan gratis yang diterapkan di Australia. Bukan oleh pemerintah Australia tetapi atas inisiatif warga setempat.
Sebagai contoh dikota Wollongong di Hill Street ada disediakan makan gratis yang boleh diambil oleh siapa saja yang membutuhkan.
Keterangan foto:
Meja makan lengkap dengan kursi yang sudah dirapikan, disediakan oleh donatur bagi siapa saja yang membutuhkan makanan.
Tetapi sampai malam tak ada yang makan disana. Mengapa,?
Karena cara berpikir yang berbeda. Umumnya, masyarakat disini memiliki filosofi atau cara berpikir:"Kalau bisa membeli kenapa mesti mengambil gratis?Biarlah orang kain yang lebih membutuhkan mengambilnya." Sehingga rencana untuk membuka dapur umum bagi orang yang membutuhkan makanan tidak dapat Seperti di ceritakan teman saya yang adalah salah' seorang volunteer di Second Hands Shop. Bahkan buahan yang disediakan gratis' bagi anak anak di berbagai supermarket, hampir tidak disentuh oleh anak anakÂ
Ada beberapa Gereja setiap minggu menyediakan roti gratis sumbangan umat untuk yang membutuhkan .Boleh diambil seberapa dibutuhkan.Â
Ada juga yang menyediakan kue gratis yang boleh diambil walaupun berbeda agamanya .
Pengalaman beli roti di Mall .
Saya memilih sebatang roti dan minta dipotongkan supaya tidak susah mau memakannya.Setelah selesai dibungkus saya menerima roti tersebut dan mau membayar ke KasirÂ
Tetapi,menurut karyawan yang memotong roti tadi ,kas sudah ditutup,jadi saya tidak perlu membayar roti tersebut diberikan secara gratis saja.
Rasanya tidak percaya ada toko roti seperti ini. Tetapi kami alami sendiri, bagaimana mau tidak percaya?
Kesimpulan:
Beda negeri beda budaya,kalau di Indonesia yang merencanakan pemerintah ,di Australia disediakan oleh masyarakat untuk siapa saja yang membutuhkan tidak terkecuali beda agama.
Tulisan ini merupakan cuplikan tentang berbagi makanan gratis, sebagai bagian dari kreativitas dari orang awam.
Seperti kata pribahasa: Lain padang lain belalangnya. Lain lubuk lain ikannya '.Kalau kita di Indonesia sering mendengar;" Kalau ada yang gratis, mengapa harus beli?"
Tapi prinsip hidup warga disini:'Kalau bisa beli, mengapa ambil yang gratis? Biarlah orang lain yang tidak mampu beli mendapatkan makanan gratis '
Semoga tulisan ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi orang banyak, bahwa beda suku bangsa beda pula budayanyaÂ
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan iniÂ
15 Juli 2024.
Salam saya,
Roselina.