Mengapa Bisa Terjadi Demikian?
Salah satu Topik Pilihan Admin Kompasiana yang mungkin sudah dianggap " Lagu Lama" adalah mengapa kolaborasi antara orang tua dan Guru belum optimal?
Sebagai seorang Ibu dari tiga orang anak dan sekaligus seorang guru yang pernah mengajar belasan tahun di SMP Murni dan SMP Yos Sudarso serta SMP Kalam Kudus, saya ingin membagikan cuplikan pengalaman pribadi saya.
Setiap kali pertemuan antara guru dan orang tua murid selalu yang dibicarakan mengenai keadaan murid tersebut Bagaimana sikap murid murid terhadap gurunya , perhatian terhadap pelajaran serta terhadap teman teman..
Tidak jarang orang tua murid bersikap arogan dan nada bicara nya tidak sedap didengar. Disinilah kedewasaan sikap mental seorang Guru diuji. Agar jangan sampai terbawa emosiÂ
Seorang Guru tidak hanya sebatas mengajar, tetapi juga bertugaa mendidik anak anak. Menjadi Guru jangan hanya ingin didehgarkan, tetapi juga harus mau membuka diri untuk mendengarkan kesulitan yang dihadapi murid serta mencarikan solusi nyaÂ
Alangkah naif bila Guru memberikan soal soal untuk dikerjakan murid dalam kelas, sementara Guru sibuk main HP dimejanya.
Kembali KetopikÂ
Untuk mana saya ingin berbagi pengalaman pribadi sewaktu masih menjadi Guru. Salah satunya adalah pengalaman yang berkesan dalam hati saya.
Pada mulanya orang tua murid mengharapkan kerja sama antara orang tua dan guru dalam mendidik murid . Salah seorang murid adalah anak Ketua Yayasan di Sekolah dimana saya mengajar.
Mungkin merasa diri sebagai seorang anak dari Ketua Yayasan, menyebabkan sang anak sewenang wenang  saja pada guru guru disana.Â
Sebut saja namanya. Ade..Ketika saya mengajar, Â saya menasihati Ade agar rajin dan jangan mencontek .Dia hanya tersenyum dan berguman tidak takut akan angka yang akan saya berikan padanya karena dia anak ketua yayasan.
Ketika ayahnya datang dan menanyakan tentang anaknya saya langsung mengatakan bagaimana sikap anaknya terhadap saya. Saya menerangkan bila bapak ingin sekolah ini maju,maka disiplin harus ditegakkan tanpa membedakan anak siapa..Maka anak bapak yang harus memberi contoh yang baik kepada teman temannya.
Ketua yayasan manggut manggut dan memanggil anaknya serta bicara kepada anaknya Semenjak itu sang anakpun merobah sikapnya .
Dia sangat hormat dan tidak pernah mencontek lagi dan selalu menghormati saya sebagai Guru Bila ada soal yang tidak dimengerti ,langsung menanyakan pada saya.Pada ujian akhir dia lulus dengan terbaik di antara murid murid yang lain.
Kesimpulan:
Sebagai seorang Guru,Kita harus berani bersikap tegas dalam menerapkan disiplin.. Walaupun anak dari Ketua Yayasan dimana kita mengajar. Bersikap sopan santun tentu saja sangat baik Tetapi bilamana diperlukan kita harus berani bersikap tegasÂ
Semoga tulisan ini ada manfaatnya bagi orang lain, khusus bagi para Pendidik.
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini
25 Juni 2024.
Salam saya,
Roselina.