Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengirim Orangtua ke Panti Jompo

19 Juni 2024   03:51 Diperbarui: 19 Juni 2024   03:59 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kompas.com

Dengan Alasan Agar Dapat Perawatan Apakah Sudah Tepat ?

Salah satu Topik Pilihan Kompasiana yang berhubungan dengan berbagai alasan bagi anak untuk mengirimkan orang tua ke Panti Jompo, mendorong saya untuk ikut berbagi pendapat.

Walaupun tidak satupun diantara keluarga saya,maupun keluarga suami yang mengirimkan orang tua kami ke Panti Jompo

Kalau ada yang mengirimkan orang tua nya ke Panti Jompo tentu saja bukanlah hak kita untuk Ikut campur urusan pribadi orang lain.
Jadi tulisan ini merupakan cuplikan pengalaman hidup pribadi mengapa kami tidak pernah terpikir untuk mengirimkan orang tua kami ke Panti Jompo?

Dulu kami sering ke Panti Jompo mengunjungi orang yang sudah lansia dan dititip anaknya di Panti Jompo.Ketika kami kesana kami mengalami betapa menyedihkannya para Lansia yang ada di Panti Jompa tersebut.Kebanyakan mereka dititip dan tidak dijenguk sampai ada yang merasa dibuang di panti jompo tersebut.

Dalam keluarga kami baik dari pihak saya atau pihak suami tidak ada orang tua kami yang dititip di panti jompo.Semua di rawat anak cucu.Oleh karena itu saya merasa sangat prihatin mengenang ada ibu yang dititip di panti jompo menangis sedih sekali .

Dia menunggu putrinya datang untuk mrnjenguknya dan ternyata sudah dua tahun belum kunjung datang,sedangkan sewaktu ditititp putrinya berjanji akan datang setiap 1/2 tahun sekali. Dengan alasan dia tidak sempat mengurus ibunya karena harus bekerja Sedangkan ibunya tidak bisa menbereskan dirinya sendiri harus dibantu orang lain.

Setiap hari sang ibu duduk menantikan putrinya . Semakin hari semakin merasakan kesepian, karena anak  yang ditunggu tidak kunjung datang. Hidup dalam perasaan kesepian sungguh merupakan saat saat yang sangat menyakitkan 

Kesimpulan:

Sebelum memutuskan untuk mrngirim orang tua ke panti Jompo cobalah bayangkan seandainya diri kita yang diperlakukan seperti itu Jangan lupa bahwa suatu waktu siapapun adanya diri kita , akan menjadi tua.

 Umumnya para orang tua yang dikirimkan ke Panti Jompo, merasa diri mereka dibuang oleh anak anak mereka.

Bila dirawat anak cucu jauh lebih baik karena mendapat perhatian dari anak cucu sangat membahagiakan hati mereka. 

Puji syukur kepada Tuhan, ketiga anak kami dengan senang hati membuka pintu rumah mereka, kapan saja kami berdua mau datang.

Putra kami yang di Jakarta dan putri kami di Wollongong sudah beberapa kali telpon menanyakan kapan kami berdua mau datang. 

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini 

19 Juni 2024.

Salam saya,

Roselina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun