Kentara benar bahwa sebagai Pelaku green jobs ,sangat tidak menjamin kehidupan bagi pengusahanya. Begitu juga dengan yang bekerja hanya untuk memetik buah buahan.Pekerja memetik buah hanya pada musim tertertu saja.
Dan ada juga penjualan tanaman yang dititip di supermarket ,dengan istilah kongsi nasi .Yaitu bila terjual baru diperhitungkan pembagian hasilnya dan bila tidak laku maka dipulangkan kepemiliknya.
Setiap kami belanja di supermaket kami melihat banyak tanaman yang dititip jual disana. Pembeli tidak nampak oleh kami dan tanaman dibarkan layu tidak disirami. Bagaimana pulah dengan incom ini tidak menjanjikan income yang memadai.
Kesimpulan:
Rencana untuk mempromosikan Green jobs memang patut diapresiasi. Tetapi alangkah eloknya bila tetap berpijak pada kenyataan yang ada.Â
Green jobs memang penting, tetapi kelangsungan hidup Pekerja Green jobs tak kalah penting nya. Bagi yang memiliki modal besar dengan mudah dapat mengembangkan usahanya dibidang Green jobs. Tetapi bagi masyarakat yang menggantungkan kehidupan keluarga dari tanaman yang dijual, tidak akan mampu bertahan bila tidak mendapatkan dukungan nyata dari pemerintahÂ
Kami menyaksikan berapa banyak tanaman yang dititip jual di salah satu supermarket,layu dan mati karena tidak ada yang mau beli.
Supermarket hanya sebatas menyediakan tempat. Bila terjual,maka Pemilik tanaman akan dibayar  Tapi bila tidak terjual, pihak Supermarket tidak ada kewajiban untuk menyirami tanaman yang dititip jual.
Tulisan ini adalah merupakan sudut pandang pribadi saya yang awam tentang Green jobs. Sebagai out sider , kami sudah menyaksikan sendiri kehidupan para pekerja Green jobs di Australia, maka baru memahami bahwa kehidupan mereka sangat memprihatinkan Hal yang berbeda dengan kehidupan Pelaku Green jobs yang memiliki perkebunan luas.
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan iniÂ
17 Juni 2024.
Salam saya,
Roselina.