Tentu saja dengan senang hati saya menerima ajakan tersebut.. Sejak saat itu hubungan persahabatan kami semakin akrab.
Pada masa itu tidak seorangpun siswa yang datang dengan Sepeda motor. Semuanya naik sepeda. Suami sangat sibuk karena memegang beberapa jabatan. Selain dari Pimpinan Redaksi Majalah Gema Don Bosco, juga sebagai Ketua Kelas dan Ketua Kooperasi Sekolah. Dan masih terpilih sebagai Ketua Legio Maria.Â
Suami sudah beberapa kali menolak, tapi tetap diminta untuk jadi Ketua.Â
Selain itu suami ikut aktif dalam Olahraga marathon dan barbell (angkat besi) di Appolon Barbell Club. Sewaktu suami ikut lomba lari di lapangan Imam Bonjol di Padang,saya ikut menyaksikan dengan hati berdebar. Hasilnya suami Juara Ii .
Hal yang paling mengesankanÂ
Pada suatu hari hujan lebat. Seluruh siswa berkumpul di Aula Don Bosco, menunggu hujan reda. Tetiba ada yang datang membawa payung. Ternyata adik suami Ia menyerahkan payung kepada suamiÂ
Dan suami berjalan menuju kearah para siswi. Semua mata memandang. Ingin tahu kepada siapa suami akan memberikan payung tersebut. Karena disamping saya ada 2 orang teman sekelas saya yang juga menaruh perhatian terhadap suami.
Semua yang hadir diam. Bagaimana perasaan saya, sulit saya jelaskan. Semakin dekat suami melangkah seluruh aula hening. Â Dan....payung diberikan kepada saya.....Semua yang hadir bersorak.. bahkan Kepala Sekolah Frater Servaas ikut tertawa... Tentu saja saya sangat senang......
Kesimpulan:
Setiap orang memiliki kenangan yang indah bagi dirinya yang pasti berbeda dengan yang lainnya. Walaupun Gedung Pancasila tempat first date  tersebut sudah ditelan ombak dan tidak lagi berada disana,namun bagi kami merupakan kenangan indah yang tak pernah akan terlupakan.
Terima kasih kepada semua sahabat sesama Penulis di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan iniÂ
29 Mei 2024.Â
salam saya,
