Dan Menantu CucuÂ
Topik pilihan Kompasiana minggu ini adalah Relasi Mertua Menantu
Karena diri saya sudah berada di kedua posisi,yakni baik sebagai menantu dan kini sebagai mertua,maka saya termotivasi untuk ikut berbagi cuplikan pengalaman hidup pribadi.
Prinsip yang muda menghormati yang lebih tua tentu saja pantas dipertahankan. Begitu juga hubungan antara Mertua dan menantu . Tetapi prinsip saling menghargai ini,hendaknya disikapi secara arif bijaksana. Â Karena bilamana sebagai seorang mertua menempatkan diri secara berlebihan dan pasang sikap gengsi gengsian , maka akan tercipta sekat antara mertua dengan menantu. Bila hal ini dibiarkan, maka jangan berharap akan tercipta hubungan kekeluargaan yang harmonis.
Pengalaman pribadi :
Sewaktu saya menikah dengan suami  diterima dengan baik oleh ibu mertua.Diperlakukan seperti putrinya sendiri.Waktu itu saya belum pandai memasak ,maka apa yang ingin saya makan saya harus berterus terang dengan ibu mertua.Â
Selalu  disediakan apa  yang saya inginkan.Tidak pernah ibu mertua saya memarahi atau mengata ngatai.Selalu dengan lemah lembut menanyakan apa saja yang saya inginkan. Sejak saat itu saya belajar bagaimana cara memasak dan sekaligus belajar tentang arti kesabaran.
Karena ibu mertua memperlakukan saya tak ubahnya bagaikan putri sendiri,maka secara alami saya juga sudah merasakan bagaikan ibu saya sendiri.Â
Kelak setelah nasib kami berubah dan sudah bisa memiliki kendaraan pribadi, maka saya sering ajak ibu mertua ikut bersama kami mengunjungi destinasi wisata di Sumbar. Seperti Danau Singkarak dan Bukittinggi serta daerah lainnya.
Bila di lokasi wisata bertemu orang jualan jeruk atau rambutan, maka saya akan beli satu keranjang . Untuk saya berikan kepada ibu mertua saya. Karena kesenangan ibu mertua saya adalah dapat membawa pulang buah buahan untuk dibagikan kepada cucu cucuÂ
Dengan demikian  setelah pandai memasak dan mengatur kehidupan kami dan setelah Putra pertama  menikah.Saya berusaha sebaik mungkin pada menantu  seperti yang pernah saya alami sendiri.Ternyata kedua mantu saya menerima dengan baik juga,sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara saya dan menantu
Sebagai contoh nyata, kemarin saya mendapatkan hadiah bunga dari Luci menantu kami, sebagai ucapan Happy Mother's DayÂ
Begitu juga setelah mempunyai cucu dan mereka menikah kami selalu disayangi oleh menantu cucu kami. Sekarang kami sudah punya cicit satu perempuan dan satu lagi lelaki. Hidup dikelilingi oleh anak mantu cucu serta cicit semuanya yang menyayangi kami, sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tak ternilai
Kesimpulan:
Keharmonisan rumah tangga tergantung dari diri kita sendiri. Bagaimana sikap kita. Saling menyayangi dengan setulus hati dan steril dari kepura puraanÂ
Memperlakukan anak mantu dan cucu mantu dengan kasih sayang yang terbit dari lubuk hati terdalam . Hal yang tersebut akan mempengaruhi keharmonisan rumah tangga kita.
Saya belajar dari ibu mertua saya bukan hanya sebatas masak memasak tetapi tentang kesabaran menghadapi semua masalah. Termasuk dalam hubungan antara mertua dengan menantu.
Puji syukur kepada Tuhan, sejak dari mulai menikah, saya tidak pernah bentrok dengan menantu ataupun mertuaÂ
Tulisan ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi hidup saya. Baik sebagai menantu, maupun dalam posisi sebagai mertua. Foto pendukung dapat menjadi saksi betapa mesra hubungan kekeluargaan antara kami sekeluarga.
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan sayaÂ
14 Mei 2024.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H