Pertama kami pindah ke Wisma Indah kami mengajak teman teman sesama amatir Radio untuk singgah dirumah kami. Kemudian waktu bulan puasa kami juga menyediakan rumah kami untuk tempat berbuka puasa setiap hari Sabtu.Hal ini diketahui oleh orang sekitar tempat kami tinggal.
Yang mana pada hari Raya anak anak tetangga berdatangan memberi :"Selamat Hari Raya" pada kami.Untuk mana kami tak tega tak memberi angpao pada mereka.Â
Melihat hal ini anak anak kami, menyimpan apa yang mereka saksikan dalam memori mereka.
Tanpa perlu menjelaskan panjang lebar, anak anak kami sudah memahami bahwa begitulah seharusnya hidup dalam keberagaman..
Dan Tidak satupun dari ketiga anak kami yang protes, mengapa saya bagi bagi Angpau,padahal kami adalah non Muslim
Karena anak anak kami sudah menerima bahwa perbedaan bukanlah merupakan halangan untuk menjalin hubungan persahabatan dan kekeluargaanÂ
Anak anak memahami bahwa hubungan persahabatan dan kekeluargaan tidak dibatasi oleh sekat beda suku dan agama.ataupun status sosial.Â
Tiga kali dalam setahun yaitu :
Hari Raya Idul Fitri
Hari Raya ImlekÂ
Hari Raya Natal.
Kesimpulan:
Membagi bagi angpao untuk anak anak berarti kita ikut merayakan hari Raya bersama mereka.Hal ini merupakan pelajaran berharga bagi anak anak kami bagaimana hidup bertoleransi dalam kehidupan .Yang mana akan membawa dampak positif untuk kehidupan kita selanjutnya.
Karena contoh teladan nyata dari kami sebagai orang tua, jauh lebih efektif dibandingkan dengan nyinyir menasihati anak anak harus begini dan harus begitu.