Cuplikan pengalaman Pribadi (Pertama)
LIfe is to share. Hidup adalah untuk berbagi, merupakan kalimat yang menyirat inspirasi serta motivasi untuk menjadikan hidup kita bermanfaat bagi sesama.
Berbagi tentu saja tidak semata mata berbagi materi. Salah satu cara untuk menerapkan hidup berbagi adalah dengan berbagi cuplikan pengalaman hidup pribadi.
Berbagi cuplikan pengalaman hidup pribadi dalam mendidik anak anak tentu saja tidak cukup hanya sebatas sebuah artikel.
Karena itu izinkanlah saya membagikan dalam beberapa tulisan
Artikel pertama ini khusus tentang bagaimana mendidik anak anak agar mereka memahami bagaimana hidup berhemat
Walaupun pada waktu anak ketiga lahir, nasib kami sudah berubah total.
Kami sudah tinggal di Wisma Indah IAda kolam renang pribadi. Ada paviliun 3 lantai. Ada taman yang luas
Kami berdua membiasakan anak anak pulang sekolah langsung pulang kerumah dan bermain dirumah semenjak mereka TK .
Mereka boleh bermain dengan siapa saja yang penting tidak berbicara kotor . Mereka bermain semua dirumah kami yang terbuka untuk siapa saja baik itu teman teman sekolah atau tetangga.Â
Kami tidak banyak memberi aba aba harus begini atau begitu,melainkan memberi contoh dari diri kami .Misalnya kami tidak merokok dengan demikian semua yang datang kerumah kami tidak dibenarkan untuk merokok.tanpa ada yang dikecualikan
Bagi anak anak contoh teladan dari orang tua, jauh lebih bernilai ketimbang nyinyir dengan segala pepatah petiti.
Anak anak juga membuat PR mereka dirumah kami ditepi kolam renang. mereka bermain sepuasnya karena tidak ada larangan dari kami.
Jadi orang tua anak anak juga tidak kuatir tentang anak anak mereka kalau bermain dirumah kami Karena mereka tahu bagaimana kami memperlakukan  anak anak mereka seperti anak anak kami sendiri. Rumah kami merupakan tempat belajar dan bermain bersama.
Pokoknya rumah kami open house sepanjang tahun untuk teman teman anak anak kami dan teman teman kami berdua di ORARI
Sebagai contoh teladan bagi anak anak kami selalu menerima kehadiran teman yan sesama Amatir Radio dengan setulus hati. Hal ini juga dilihat dan dipahami anak anak kami.
Keluarga kami merupakan satu dari 3 keluarga yang keturunan Tionghoa, serta non Muslim.Kami sengaja memilih pindah dari rumah kami di Jalan Kampung Nias, untuk keluar dari zona Kampung Tionghoa dan hidup berbaur dengan berbagai suku dan segala perbedaanÂ
Selebihnya adalah warga lokal dan para pendatang yang beragama Islam di komplek perumahan Wisma Indah I di Ulak Karang Kota Padang.tetapi kami sekeluarga sudah diterima sebagai anggota keluarga sendiriÂ
Kesimpulan :
Untuk mendidik anak anak tidak perlu berkotbah panjang lebar,tetapi memberikan contoh teladan dengan tindakan kita .
Mereka merekam dan akan meniru hal yang sama dikemudian hari.
Sejak dari masih kecil ketiga anak anak kami Sudah menerima bahwa perbedaan suku bangsa dan agama,sama sekali bukanlah merupakan halangan untuk menjalin hubungan persahabatan dan kekeluargaan
Terima kasih kepada semua sahabat sesama Penulis di Kompasiana yang telah berbaik hati untuk singgah.
Semoga cuplikan pengalaman hidup pribadi ini ada manfaatnya bagi orang lainÂ
28 Pebruari 2024.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H