Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkunjung ke Bangunan Bersejarah (Bagian Kedua)

6 Februari 2024   03:50 Diperbarui: 6 Februari 2024   04:12 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan Sampai Kita Lupa Akan Jasa Para Pahlawan.

Payakumbuh kota kecil di Sumbar yang berjarak 120 km dari Padang. Kota ini merupakan kampung halaman  Ayah mertua alm. Ayah suami lahir di Payakumbuh di Labuh Basilang.

Karena itu kota ini memiliki semacam ikatan batin dengan kami sekeluarga Masih banyak kerabat suami yang masih tinggal di Payakumbuh.

Karena itu kami sering kali berkunjung ke sini Tentu saja tidak hanya sebatas perjalanan wisata, tetapi sekaligus mengunjungi bangunan bersejarah.

Mengenang Jasa Pahlawan Kita 

Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Jasa Pahlawan Mereka (Bung Karno)

Ada sebuah jembatan dikota Payakumbuh, jembatan yang dibangun pada tahun 1840 yaitu 8 tahun setelah Belanda masuk ke Limopuluah. Panjang jembatan 40 meter yang menghubungkan Kota Payakumbuh dengan Labuh Basilang.

Sewaktu kami masih tinggal di kota Padang, minimal sebulan sekali kami sekeluarga akan berkunjung ke Payakumbuh. Karena ada banyak sanak keluarga disana 

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Jembatan ini terkenal karena menjadi tempat  tempat eksekusi para pejuang kemerdekaan oleh tentara Belanda pada zaman penjajahan. 

Para pejuang dizaman Belanda yang tertangkap dieksekusi dengan membariskan mereka dipingir jembatan lalu ditembaki dan mayatnya jatuh kesungai dihanyutkan air sungai dan disaksikan oleh para ibu yang menangisi mereka. Jembatan ini dinamakan "Jembatan Ratapan ibu"

Disamping jembatan dibangun sebuah patung wanita setengah baya yang sedang menangis .Menyaksikan putra putra pejuang ditembaki hingga mati dan mayatnya dihanyutkan air sungai .

Bangunan bersejarah tersebut menjadi saksi bisu tentang sejarah perjuangan kemerdekaan RI. Semua Keterangan ini dapat dibaca pada prasasti yang terdapat disana .


Kesimpulan :

Setiap kali kita mengunjungi tempat tempat bersejarah kita terbayang betapa menyedihkan  kondisi para pejuang kemerdekaan di tanah air kita.

Betapa gagah beraninya pejuang pejuang kita dahulu untuk merebut kemerdekaan kita sekarang ini.Jasa mereka tidak dapat kita lupakan untuk mencapai kemerdekaan kita.

Para Pejuang Kemerdekaan dengan tulus ikhlas berjuang demi kemerdekaan Indonesia. 

Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena berkat pengorbanan para Pahlawan kita, sehingga kita semuanya dapat menikmati hidup dalam negeri yang merdeka, yakni Indonesia tercinta!

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini 

6 Pebuari 2024.

Salam saya,

Roselina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun