Refleksi diri
Pembuka kalengÂ
Sejak dari masuknya makanan kaleng ke Indonesia, maka tradisi membuka kaleng dengan menggunakan pisau,sudah mulai ditinggalkan. Karena sudah banyak korban yang luka luka akibat pisau terpeleset,maupun jari tangan robek tersenggol kaleng yang tajam.
Semakin hari semakin mantap pembuka kaleng yang dijual .
Kami bukan tidak punya pembuka kaleng tetapi biasanya kalau pakai pembuka kaleng ini harus hati hati sekali. Karena sewaktu mau buka kaleng harus ditekan dulu supaya , kaleng berlubang Baru alat pembuka kaleng dapat dimanfaatkan untuk membuka kaleng tersebut .Baru diputar dratnya dan harus hati hati karena bisa melukai tangan kita kena ujung yang runcing.
Model Paling AmanÂ
Saya ke Reject shop dan melihat ada pebuka kaleng yang sederhana dan mudah dipakai.Saya membeli pembuka kaleng tersebut dan menggunakannya.
Cara menggunakannya :
Bersihkan permukaan kaleng yang mau dibuka. Kemudian Jepitkan pembuka kaleng pada tutup kaleng .Pegang dengan tangan kiri dan putar tombol yang hitam dengan tangan kanan terus sampai semua terpotong . Â Membutuhkan waktu hanya 1 menit selesailah kaleng terbuka.
Pembuka kaleng ini tidak akan melukai tangan kita.Jadi sangat mudah menggunakannya dan kaleng terbuka bersih.
Kesimpulan.
Menggunakan pembuka kaleng yang ini sangat efisien karena tidak usah harus dilubangi dulu tutup kaleng dan juga sangat  mudah digunakan dan tidak akan  melukai kitaÂ
Harganya sangat terjangkau yakni sekitar 7 dollar. Nah kalau ada yang aman,mengapa tidak?
Ada beberapa jenis makanan yang hanya dijual dalam kemasan Kaleng. Misalnya:
Cornet Beef
Ikan sardines
Ikan tuna
Buahan kaleng
Nah,alat pembuka kaleng ini bilamana digunakan dengan baik akan mampu bertahan bertahun tahun . Benda kecil yang tampak sepele, tetapi ternyata bermanfaat dalam kehidupan sehari seharian. Sekaligus mencegah terjadinya cidera akibat jari tangan robek tersenggol kaleng yang tajam, karena menggunakan pisau atau pembuka kaleng model kuno.
Sekecil apupun cela yang berpotensi melukai diri kita, tentu saja perlu di antisipasi.
Terima kasih kepada semua sahabat sesama Penulis di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan iniÂ
30 Januari 2024.
Salam saya,
Roselina.