Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Sederhana Perlu Direncanakan (Bagian Pertama)

31 Januari 2024   04:08 Diperbarui: 31 Januari 2024   04:37 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang Merupakan Topik Pilihan  Kompasiana.

Sebenarnya kisah hidup dengan mengapliklasikan gaya Frugal living atau gaya hidup sederhana,sudah saya tayangkan juga sebelumnya dengan judul:

 "Walaupun Hidup Berkecukupan, Tetap Menghindari Hidup Boros." Yang dibaca oleh sekitar 2.800 Pembaca 

izinkanlah saya kutip satu alinea dari artikel tersebut, sebagai sekilas gambaran.


Hidup hemat bukan karena pelit melainkan merupakan sebuah pilihan hidup.Kami berdua sejak dulu membiasakan gaya hidup sederhana. Yang menurut bahasa gaul terkini:" frugal living"

Istilah  bahasa Inggris frugal yang lagi ngetop..Dapat dimaknai sebagai hidup berhemat

(https://www.kompasiana.com/roselinatjiptadinata)

Melalui tulisan ini,saya mencoba menulis lagi dari Sisi lain tentang frugal living, sesuai  ajakan dari Kompasiana. Gaya hidup Frugal living, tidak dapat disamakan dengan mengikuti gaya hidup yang lagi ngetrend. Yang hanya bersifat bagaikan impian semusim. Dan kemudian hilang lenyap.

Untuk menerapkan frugal living style, sesungguhnya sudah sejak awal pernikahan sudah mulai kami rancang berdua. Tetapi karena hidup pribadi kami pada masa itu berada di titik nadir, maka rencana hanya sebatas rencana.  

Puji syukur kepada Tuhan, setelah tujuh tahun hidup menderita,nasib kami berubah total. 

Dari sebagian keuntungan perusahaan, kami investasikan.

Antara lain dengan membeli beberapa unit property dan beberapa bidang tanah. Investasi ini sekaligus merupakan persiapan untuk biaya Pendidikan anak anak dan persiapan hari tua kami tidak lupa Kami lunaskan asuransi kesehatan, karena pada waktu itu belum ada BPJS. 

Tentu saja, kami jaga agar jangan sampai menganggu Cash Flow business kami.

Uang yang ada dalam tabungan, nilainya hanya sebatas keperluan kebutuhan hidup. Karena uang yang disimpan ditabungan sangat mudah terpakai untuk ini dan itu,maka sebagian besar dari profit usaha kami simpan dalam bentuk long term deposit. Walaupun rate kecil, tapi setelah sekian tahun berlalu, ibarat Mohon, sudah bunga berbunga.

Kembali ke judul 

Untuk jelasnya, saya tuliskan , sehingga menjadi judul artikel dari berbagai sisi kehidupan.

"Mini market" di dapur/. dokumentasi pribadi 

Sebagai langkah awal, saya akan membagikan cuplikan pengalaman hidup pribadi.. Pertama adalah belanja keperluan dapur..

Setiap minggu kami berbelanja untuk keperluan dapur kami.Semua yang akan dibeli dicatat dalam satu buku catatan.Mengurus pembukuan pribadi tentu saja jauh lebih mudah dibandingkan sewaktu kami masih aktif sebagai Eksportir Kopi dan Cassia. Pada waktu itu selama belasan tahun saya bertanggung jawab atas keuangan perusahaan dan sekaligus keuangan keluarga.

walaupun background Pendidikan saya bukanlah di accounting, tetapi karena selama belasan tahun mempraktikkannya,,maka lama kelamaan saya mampu mengatasi berbagai kesulitan

Kembali Ketopik 

Untuk berbelanja kebutuhan dapur, kami memilih berbelanja di Oriental Super Market 

Dengan pertimbangan, disini semua kebutuhan dapur,termasuk bumbu masakan Padang ada tersedia. Harga barang barang disini jauh lebih murah dibandingkan dengan harga di Mall

Walaupun di Mall ada air conditioning yang menyala sepanjang hari, sedangkan di Super Market tidak senyaman di Mall tapi demi efficiency, kami memilih berbelanja di Oriental Super Market

Belanja Kebutuhan dapur:

  • Beras 
  • kentang 
  • telur ayam 
  • daging.
  • ikan
  • minyak goreng 
  • bumbu masakan

Dengan catatan,kami berbelanja secukupnya saja. Rata rata untuk untuk keperluan dapur kami berdua selama seminggu.

Pagi pagi kami biasanya sarapan bubur atau mie. Siang makan nasi,Sering kami bawa dalam kotak roti dan makan di tepi pantai, di pinggir Swan River ataupun ditaman. 

Tidak perlu gengsi gengsian, Karena di sini orang tidak tertarik untuk urusan kita, selama tidak buang sampah sembarangan.

Malam kami makan nasi Kadangkala nasi goreng dan aneka ragam buahan.

Walaupun menerapkan hidup berhemat sejak dulu, tetapi kesehatan merupakan prioritas utama.  Secara berkala kami berdua menyempatkan untuk check kesehatan dengan Dokter Julius Tan.

Kami juga menyediakan" mini market" dirumah " In case of emergency" tinggal ambil di mini market pribadi kami.

Ada mie instant, ikan sardines, Kopi dalam sachet . Telur ayam, tepung terigu,tepung beras dan beras ketan. Tidak ada minuman yang dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan 

Biaya hidup disini bila dibandingkan dengan biaya hidup di Jakarta, hampir sama. Yang mahal itu adalah sewa tapi kami tinggal bersama cucu kami Kevin dan Astrid serta Hayley cicit kami, secara gratis. 

Jadi sesungguhnya bukan biaya hidup yang mahal melainkan gaya hidup. Kalau mau mengikuti gaya hidup warga lokal, tentu saja biaya hidup meroket.

Kesimpulan :

Untuk menerapkan frugal living tidak membuat hidup kita sengsara. Tentu terpulang pada gaya hidup masing masing. Kami sudah belasan tahun tinggal di Australia. Hidup dengan gaya Frugal living tapi kami dapat menikmati hidup dengan penuh kegembiraan hati walaupun jauh dari kemewahan.

Kami aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Tapi sterile dari hal hal yang berbau politik atau hura hura

Tidak perlu harus mengikuti kebiasaan orang disini. Pagi pagi makan roti dengan ham dan minum jus atau pagi pagi ke cafe untuk makan dan minum dengan biaya yang cukup besar .Untuk bisa berhemat kita bisa menggunakan makan pagi dengan roti dan juga bisa bubur atau mie. 

Kami berdua sudah menerapkan frugal living sejak puluhan tahun lalu. Dan bersyukur kepada Tuhan, kami sudah meraih financial freedom dan sekaligus time freedom,serta bebas dari utang piutang. 

Terima kasih kepada semua sahabat sesama Penulis di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini 

31 Januari 2024.

Salam  saya,

Roselina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun