Setiap ada kesempatan berkumpul dengan keluarga ,kami selalu menjaga diri sebagai orang yang dituakan. Â Mawas diri agar jangan sampai ikut campur urusan rumah tangga anak mantu cucu. Menerima menerima kenyataan bahwa anak mantu cucu serta cicit cicit berhak menjalani hidup menurut pilihan masing masing.
Begitu juga bila ada undangan makan bersama keluarga atau alumi putra kami kami selalu hadir dan menempatkan diri sebagai mana mestinya.Â
Tidak pernah kami menempatkan diri sebagai orang yang harus diutamakan ataupun mendapatkan perhatian khusus..
Demi untuk jangan sampai merepotkan bagi anak cucu kami untuk mengurus kami berdua. Kami tahu diri sebagai yang tua dan menempatkan diri sesuai dengan situasi dan kondisi.
Ke mana mana kami selalu mengurus diri sendiri. Suami yang mengemudikan Kendaraan. Dan bila acara berlangsung hingga larut malam, maka pada jam 9.00 malam kami pamitan. Tahu diri bahwa sebagai orang tua kami jangan sampai ikut bergadang.Â
Kesimpulan:
Untuk menjaga agar jangan menjadi beban anak cucu , selain dari merawat kebugaran diri, sekaligus tahu  menempatkan diri sesuai dengan situasi dan kondisi.
Kebahagiaan anak mantu cucu tidak mungkin berdiri sendiri. Bila kita sebagai orang tua tetiba jatuh sakit, bagaimana mungkin anak mantu cucu bisa menikmati kebahagiaan?