Hingga kini, walaupun sudah lebih dari 50 tahun berlalu,hubungan kami dengan para guru anak anak tetap baik. Buktinya, sewaktu kami pulang kampung baru baru ini dan mengundang para guru yang dulu mengajar anak anak kami, semuanya hadir dalam acara syukuran Ultah ke 80 tahun kami berdua. Seperti yang tampak pada foto pendukung artikel ini.
Sampai pada saat ini anak didik mereka sudah punya cucu pun mereka masih ingat dan menanyakan bagaimana keadaan muridnya.
Putra pertama kami kini sudah punya cucu dua ,masih terbayang oleh ibu Salome ketika dia masih duduk dikelas satu SD Kalam Kudus.
Demikian juga Putra kedua kami ketika duduk dikelas dua SD dan Putri Bungsu kami ketika ujian membuat kewajiban warga negara semua benar hanya saja terakhir dia menambahkan:" Berbelanja." Yang mana membuat semua guru ketawa dibuatnya.Mereka ingat hal hal kecil yang membuat suasana hubungan orang tua dengan guru jadi lebih erat lagi.
Putri kami kini sudah punya putri yang baru selesai kuliah di Sydney.
Demikian akrabnya guru dengan murid sehingga membawa kenangan indah yang tak pernah akan terlupakan. Hubungan persahabatan yang terjalin antara para guru anak anak kami, hingga saat ini masih saling bertegur sapa lewat WA.
Kesimpulan :
Hubungan antara guru dan orang tua murid tidak cukup sebatas hanya berlangsung setahun sekali sewaktu terima raport atau hanya bila ada masalah. Sejak awal anak anak masuk sekolah, alangkah eloknya bila sebagai orang tua kita mencari kesempatan untuk dapat bertemu dengan Guru.
Dengan demikian secara tidak langsung terjalin hubungan persahabatan dengan para Guru anak anak kita. Saling mendiskusikan tentang  anak. Hal ini merupakan cara yang kami tempuh dalam proses Pendidikan anak anak kami.
Sehingga sampai tua masih merindukan murid yang manja pada gurunya tersebut.Walaupun sang murid sudah punya cucu.
Seperti kata peribahasa:" Hubungan persahabatan yang tulus tak lapuk dek hujan dan tak lekang dek paneh"