Bercocok tanaman Kebutuhan Dapur
Pekarangan rumah sempit bukanlah merupakan alasan, untuk bercocok tanam. Yang penting:" mau atau tidak?"
Kalau enggan, maka ada banyak alasan heheheÂ
Dulu sewaktu kami tinggal di Padang di Wisma Indah pekarangan rumah kami cukup luas. Bisa ditanami dengan berbagai tanaman yang  bisa dibuat sayur .Bermacam macam buah yang baik untuk kesehatan dan banyak bunga bunga yang indah .
Ada kolam ikan Nila dan aneka ragam pohon buahan.
Begitu juga ketika kami sudah menetap di Australia dirumah putri kami.Rumah putri kami mempunyai halaman belakang yang cukup besar .Sehingga kami bisa menanam bermacam macam pohon buahan.. Disamping pohon pisang juga ada pohon,buah alpukat dan buah figtree.jeruk lemon.
Ketika kami pindah dari rumah putri ke rumah putra pertama kami yaitu dari Wollongong (NSW) ke Perth (WA) .Kami tinggal bersama cucuÂ
Dirumah ini tanah yang dapat ditanami sangat sempit. Tetapi hobi kami berdua untuk bercocok tanam tidak terhentikan.
Ada banyak cara yang dapat dijadikan sarana bercocok tanam. Salah satunya adalah  mengunakan  pot.
Kami  menanam Cabe ,lidah buaya,Kunyit ,langkuas,sereh dan lain-lainnya.Semua kami tanam didalam pot yang besar dan menengah serta kecil tergantung jenis tanaman yang mau ditanam.
Sedangkan sejengkal tanah yang ada kami manfaatkan untuk menanam pohon papaya.
Kesimpulan :
Kita bisa bercocok tanam walaupun tidak ada lahan. Salah satu cara adalah mengunakan pot . Sewaktu waktu ada kekurangan bahan masakan seperti daun sup, sereh dan kunyit dan lainnya tidak harus keluar rumah untuk membeli. Cukup kebelakang rumah dan memetik hasil kebun sendiri.
Bila ingin menikmati air seduhan sereh yang berkhasiat cegah keringat bau, tinggal melaingkah kelaman belakang. Atau pingin bikin sorbat,ada jahe yang tumbuh dibelakang dapur.
Disamping memberikan manfaatnya,hobi bercocok tanam memberikan kegembiraan dan menghadirkan kesehatan bagi kami berdua.
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang berkenan menyempatkan untuk membaca tulisan iniÂ
30 Oktober  2023.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H