Sarat Dengan Tanaman Bermanfaat
Dulu rumah kami di Wisma Indah I Ulak Karang di Kota Padang dibangun diatas tanah seluas 350 meter persegi.
Karena tanah disamping masih kosong maka sekalian kami beli . Sehingga total tanah kami seluas 700 meter persegi
Dibagian belakang dibangun paviliun 3 lantai. Bagian depan ditanami dengan pohon kelapa Siranda yang berbuah lebat. Disampingnya pohon nangka dan pohon buah lengkeng,pohon jambu dan belimbing tunjuk serta pohon jambu biji.
Serta banyak pohon bunga bunga yang indah .Tak lupa kami menanam pohon sere,jahe ,kunyit,langkuas dan daun sup.
Sehingga bila sewaktu waktu ada bahan masakan yang kurang, tidak harus ke Pasar. Tinggal memetik di kebun sendiri. Semuanya kami lakukan sendiri. Tidak pakai Tukang Kebun.
Disamping tanaman dipekarangan samping juga ada kolam kecil dengan ikan koi . Dan kolam di halaman belakang kami pelihara ikan Nila.
Setiap kali musim buah jambu , pohon jambu Bangkok berbuah lebat sekali. Kami bagi kepada semua tetangga. Tentu saja mereka sangat senangÂ
Walaupun pekarangan rumah kami cukup luas, tapi kami tidak perlu kuatir. Karena tanpa diminta seluruh tetangga kami,muka belakang dan kiri kanan tanpa diminta telah bertindak sebagai sekuriti .
Dapat Penghargaan Menteri Lingkungan HidupÂ
Suatu saat diadakan kompetisi pekarangan yang sehat dan bermanfaat bagi masyarakat .Sewaktu  kami keluar rumah ternyata Bapak Emil.Salim datang bersama staf dan melihat pekarangan rumah kami yang dinilai sangat memenuhi syarat .Maka kami dinyatakan memenangi kompetisi tersebut.
Kami diberi tahun pak RT Saffi Saun  yang tinggal disebelah rumah kami.  Dan menyerahkan sertifikat penghargaan tersebut pada kami.
Kebiasaan bercocok tanam ini terus kami lakukan walaupun sudah tinggal di Australia.
Kesimpulan :
Menanam pohon yang berbuah banyak dan bisa dibagi pada anak anak sekitar, tidak hanya sebatas menghadirkan kegembiraan bagi para tetangga, tapi juga bagi kami sekeluarga.
Ada Apotik Hidup, dengan aneka ragam tanaman herbal, seperti kunyit,jahe,sereh,selasi dan tanaman kaca piring. Tidak hanya sebatas keperiuan pribadi, tetapi terbuka untuk tetangga yang membutuhkan.
Ternyata keberadaan kami di Wisma Indah I Ulak Karang, telah menghadirkan kegembiraan bagi para tetangga. Hal ini melahirkan rasa syukur bagi kami sekeluarga.
Setiap musim buah banyak anak anak antri minta jambu .Anak anak kami senang bisa berbagi pada anak anak kampung.
Karena itu sewaktu kami pamitan untuk meninggalkan kota Padang, para tetangga datang memeluk kami dengan air mata berlinang.Â
Kenangan indah terhadap kampuang halaman yang tak pernah akan kami lupakan
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang selalu berbaik hati untuk singgahÂ
27 Oktober 2023.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H