Sehingga Tidak Bengong di Negeri Orang
Pada waktu suami harus dioperasi di Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapore, saya hanya boleh mendampingi suami pada jam tertentu. Setelah itu saya bingung mau kemana? Mau sepanjang hari di kamar hotel tentu saja akan membuat saya stress.
Mau shopping?
Ya enggaklah. Masa suami terbaring di Rumah Sakit, istri asyik shopping?
Maka saya bilang ke suami mau belajar gunting rambut. Karena lokasinya dekat hotel dimana saya menginap....
Atas persetujuan suami jadilah saya mengambil khusus gunting rambut di Salon Peter & Guys di Singapore.Setelah berlajar dan mempratekkan pada murid murid Sekolah yang ingin gunting rambut gratis maka kami dinyatakan lulus untuk bisa praktek sendiri.
Semenjak itu saya selalu mengunting rambut suami hingga sekarang.Suami tidak mau ke salon untuk gunting rambutnya.Sudah ,58 tahun tidak pernah ke salon untuk gunting rambut melainkan ditangani  sendiri oleh saya.
Hal ini sudah merupakan niat saya sejak awal belajar mengunting rambut. Yakni ketrampilan yang saya peroleh melalui kursus di Singapore hanya semata mata untuk mengunting rambut suami.
Sejak dulu suami tidak pernah mau kesalon. Juga bukan tipe pria yang senang bersolek. Paling hanya memaknai minyak rambut agar tampil rapi. Habis mandi sisir rambut paling beberapa detik. Tidak pernah pakai parfum,selain dari minyak angin hehehe.
Hingga kini urusan gunting rambut suami adalah merupakan urusan saya.
Kesimpulan:
Ada berbagai cara orang memanfaatkan waktu sementara menunggu. Dan tentu saja merupakan hak setiap orang bebas memilih jalan hidup masing masing.
Saya memilih untuk memanfaatkan waktu sementara menunggu jam berkunjung ke Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapore dengan mengikuti kursus gunting rambut.
Ternyata hal ini bermanfaat, karena dimana saja kami berada, bila rambut suami sudah panjang maka saya dapat mempratikkannya. Dan suami senang karena di Australia tariff gunting rambut pria sekitar 35 dolar atau setara 350 ribu rupiah.
Tulisan ini merupakan cuplikan pengalaman hidup di tahun 1978, sewaktu suami dirawat di Mount Elizabeth Hospital di Singapore.
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang selalu berbaik hati untuk singgah.
16 Oktober 2023.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H