Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pamer Kekayaan untuk Apa?

27 Juli 2023   04:12 Diperbarui: 28 Juli 2023   19:25 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup Sederhana adalah Pilihan Terbaik

Menyaksikan orang tampil rapi, tentu saja lebih menyenangkan, dibandingkan dengan orang yang tampil secara acak dan terkesan kumuh  Rapi dan tampil bersih bukanlah masalah financial semata, melainkan tergantung pada kebiasaan hidup pribadi setiap orang.

Ada yang datang bertamu dengan celana pendek atau daster, dengan wajah seperti baru bangun tidur, menyebabkan kita merasa risih. Merasa tamu tidak menghargai diri kita.

Karena itu kembali ke filosofi hidup: "Perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan". Alangkah eloknya kita selalu selalu rapi dan sederhana, karena bila kita tampil tidak rapi alias acak acakan, kita akan mempermalukan diri kita sendiri dan keluarga kita. Untuk menjaga marwah keluarga kita selalu tampil rapi dan sederhana.

Rapi Bukan Berarti Harus Pamer 

Dengan rapi dan sederhana kita telah menjaga martabat kita sebagaimana mestinya, dan tidak mempermalukan keluarga kita. Karena rapi dan pamer kekayaan ada dua hal yang berbeda. Di mana disatu sudut pamer kekayaan demi untuk berbangga diri, bahwa diri nya memiliki  barang barang Branded yang tidak dimilki orang lain.

Sedangkan rapi sederhana, tanpa perlu memperagakan barang barang branded yang dimilki.

Pamer diri akan kekayaan, selain dari menciptakan image angkuh dan sombong, sesungguhnya menjadi beban mental bagi diri sendiri. Sebagai contoh, bila sudah tampil dengan kelengkapan asesoris yang mentereng dan glamour, maka demi menjaga image, tidak berani keluar rumah sebelum bersolek dan memaknai seluruh perhiasan. Sehingga butuh waktu berjam jam untuk mempersiapkan diri. Demi untuk pamer diri. Yang secara tanpa sadar menjadi beban dalam menjalani kehidupan. Membangun pembatasan atas diri sendiri, yakni tidak PD tampil tanpa kelengkapan asesoris yang bergantungan di tubuh.

Gaya Hidup Slow Living

Belakangan ini semakin banyak orang yang menjalani hidup dengan gaya Slow living. Yakni cukup dengan berpakaian rapi yang hanya butuh waktu beberapa menit, sudah siap untuk kemana saja. 

Slow  living sesuai dengan gaya hidup terkini yang santai dan rilleks dalam menjalani kehidupan. Tidak perlu bersolek berjam jam. Gaya hidup Slow living ini menciptakan kebebasan bagi kita dalam menjalani kehidupan. 

Kalau sesekali ada kondangan untuk hadir acara pernikahan atau Ulang Tahun, tentu saja wajar bila tampil lebih rapi.  Saya punya jam Rolex asli yang harganya selangit, hadiah dari Putra kami.  Atau jacket bulu domba yang harganya ribuan dollars hadiah dari anak anak kami tetapi saya hanya memakai  di hari special dengan santai dan sama sekali tidak ada kesan pamer diri.

Kesimpulan:

Tampil rapi dan tapi tetap sederhana, sama sekali tidak akan mengurangi harga diri kita. Karena orang menilai diri kita bukan tergantung pada banyaknya perhiasan yang dipakai. Melainkan dari sikap dan tutur kata serta prilaku kita.

Menjalani hidup dengan gaya Slow living menghadirkan kegembiraan dan kebebasan bagi diri kita. Sehingga time freedom sungguh dapat dirasakan secara maksimal 

Dengan pakaian sederhana serta tampil rapi ,saya sama sekali tidak merasa malu untuk tampil dimana saja. Seperti biasanya, tulisan ini adalah merupakan cuplikan perjalanan hidup pribadi, bagaimana kami berdua menjalani hidup dengan gaya Slow living, jauh sebelum istilah ini popular di media massa.

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk singgah 

27 July 2023.

Salam saya,

Roselina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun