Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadikan Pujian untuk Introspeksi Diri

26 Mei 2023   03:00 Diperbarui: 26 Mei 2023   02:56 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agar jangan sampai lupa diri

Setiap orang pasti senang kalau dipuji dari pada diomeli .Tetapi pujian ini jangan sampai membuat kita lupa diri . Jangan lupa bahwa orang tidak hanya mabuk karena minum alkolhol, tetapi bisa mabuk pujian. Walaupun berbeda gaya , tapi mabuk menyebabkan orang kehilangan kontrol diri.

Pujian hendaknya dimaknai untuk mengingatkan kita pada keadaan yang sebenarnya.

Contoh saya mendapat pujian dari  Ananda Widiyatmoko  yang bunyinya sebagai berikut:

Selamat pagi bunda, Ijin ya bunda.. Bunda itu super woman sebagai sosok dan super hero bagi pak Tjipta dan Super mom bagi putera puteri bunda. Mungkin itulah peran yang memang ditujukan kepada kaum Hawa oleh Tuhan Sang Pencipta, dan bunda sudah mememuhi peran yang Tuhan berikan tsb Hat off bunda for your highest achivement in life, which is being a woman, wife and mother. Selamat kepada bunda dan pak Tjipta atas terbitnya buku ini. Salam hormat untuk bunda dan pak Tjipta.

Demikian juga dari ananda Arya Amirah  yang memberikan komentar:

Selamat pagi, Bunda kesayangan hati.
Peluk dari jauh untuk Bunda
Ananda turut senang dan bangga atas terbitnya buku ini. Akan ada banyak manfaat yang dapat dipetik dari membacanya karena ditulis sepenuh hati dan merupakan pengalaman nyata. Selamaaaat sekali lagi, ya Bundaaaa
Menjadi penulis yang menginspirasi, itu sangat keren, dan Bunda sudah konsisten selama bertahun-tahun ini.
Salam sehat dan bahagia selalu, Bunda kesayangan

Kedua pujian diatasi hanyalah  sebagai contoh,karena masih banyak lagi  pujian dari Kompasianer pada  tuisan saya yang berjudul :

"40 Tulisan saya di Kompasiana Dibukukan"

Yang tentu tidak elok saya pamerkan semuanya

Pujian tersebut tentu  sangat menyenangkan hati saya.Tetapi saya jadikan introspeksi diri. Dengan memahami bahwa didunia ini tidak ada yang sempurna.

Kesimpulan:

Sering kali menyaksikan orang bersikap seakan dunia adalah miliknya. Hal ini disebabkan karena mabuk pujian 

Karena itu perlu kita mawas diri,agar jangan sampai mabuk pujian

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah berkenan menyempatkan untuk singgah 

26 Mei  2023.

Salam saya,

Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun