Mengapa Harus Takut?
Kami pindah ke Jakarta pada tahun 1990. Karena usaha sebagai Supplier tidak berhasil, maka saya  minta izin suami untuk bekerja di perusahaan asuransi AIG Lippo. Pada waktu itu  saya berusia  54 tahun .Â
Agar dapat menyakini nasabah untuk ikut assuransi yang saya tawarkan, tentu perlu diawali dengan diri sendiri. Maka saya mendaftar masuk Whole Life Insurance. Ternyata syaratnya, harus lulus medical check up.Â
Inilah untuk pertama kali saya melakukan medical check up. Sejujurnya, Â memang ada rasa kuatir, walaupun selama ini saya tidak pernah sakit yang serius Tapi karena wajib,maka saya jalani medical check up di Rumah Sakit yang ditunjuk oleh perusahaan.
Ternyata setelah selesai medical Chek up , semuanya baik. Dan saya diterima bekerja di AIG lippo.Â
Dengan demikian saya semakin mantap memasarkan asuransi. Ada beberapa orang, membatalkan niat untuk bergabung dengan AIG Lippo, karena tidak mau medical check up . Alasannya? Kuatir hasil medical check up dirinya dapat menyebabkan stress sepanjang hayat. Salah satu contoh, ada teman sekantor yang bilang begini :" Coba bayangkan bu Ros,sekiranya hasil medical check up,saya dibilang tbc? Bisa membuat saya tertekan selama hidup . Saya batal bergabung ah.  "
Banyak orang kuatir medical Check Up karena mereka merasakan sering jantungnya berdebar debar atau sering batuk batuk dan sebagainya .Karena itu takut hasil medical Chek up mengungkapkan gangguan kesehatan yang dialaminya.
Apalagi bila sering makan tidak teratur,camilan yang banyak menyebabkan gula darah naik dan kolestrolnya tinggi.
Begitu pula pada tahun 2003 ketika saya dan suami , mengajukan permohonan untuk mendapatkan Visa Australia , kami diwajbkan untuk medical check  up kembali, ke Rumah Sakit yang ditunjuk oleh Kedutaasn Besar Australia. Biaya total kami berdua 3,6 juta rupiah.