Belakangan ini heboh tentang anak pejabat memperlakukan temannya secara tidak manusiawi. Tapi tulisan ini tidak akan membahas hal tersebut. Biarlah menjadi urusan pribadi masing masing.
Kebiasaannya bila seseorang sudah mencapai kondisi ekonomi yang mapan ,maka yang paling sering dilakukan adalah memanjakan anak anak. Setiap orang tua tentu saja ingin memanjakan anak anak mereka. Tapi tentu dengan cara yang benar. Overdosis dalam memanjakan anak, mengakibatkan mereka akan berbuat semaunya saja tanpa memikirkan akibat dari perlakuan mereka.Â
Apa yang mereka minta langsung dibelikan tanpa melihat kepentingan barang tersebut buat anaknya. Ada juga yang membiarkan anak anaknya hanya bergaul dengan anak yang dianggap selevel dengan mereka. Yakni sama sama anak Pengusaha atau anak anak pejabat.
Akibatnya , secara tanpa sadar menjerumuskan anak anaknya menjadi sombong Tidak mau bergaul dengan teman teman lain di sekolah mereka yang dianggap tidak selevel. Menganggap bahwa semua masalah dapat diselesaikan dengan uang. Â Kita semuanya sudah memaklumi arti istilah:"Sudah diselesaikan secara kekeluargaan."
Pengalaman kami mendidik anak anak kami
Sewaktu nasib kami berubah total,dari Penjual Kelapa parut di Pasar Tanah Kongsi menjadi Pengusaha, kami mempersiapkan Taman bermain untuk ketiga anak anak kamiÂ
Kami membuat kolam renang 8x4 meter . Pada masa itu untuk di kota Padang belum banyak yang  punya kolam renang pribadi.  Walaupun merupakan kolam renang pribadi tetapi anak anak kami serta teman mereka berenang boleh menggunakan secara bebas Â
Di samping rumah kami ada taman tempat bermain. Sengaja kami beli satu kapling seluas 350 meter. Khusus untuk Taman bunga dan buahan. Dan ada Faviliun yang dibangun 3 tingkat Disana ada meja  pingpong sehingga mereka bisa main pingpong bersama teman teman mereka. Atau di lantai 3 mereka duduk belajar bersama. Dari lantai 3 dapat menyaksikan pemandangan kelaut lepas. Karena lokasi rumah kami dekat pantai. Yakni dekat dengan Kampus universitas Bung Hatta.
Setiap sore banyak anak anak teman anak kami datang untuk berenang dan main ping pong. Mereka tidak pernah bertengkar satu sama lainya karena kami selalu berpesan pada anak anak kami untuk bersikap arif dalam kehidupan.Â
Mendidik anak dengan contoh teladan
Mendidik anak anak tentu saja tidak sekedar memberikan pesan ini harus begini dan begitu. Melainkan dengan contoh teladan.
Dirumah kami sediakan satu kamar khusus untuk Sholat. Karena teman teman dan sanak keluarga ada yang Muslim. Pembantu Rumah Tangga tidak makan di dapur. Mereka duduk makan dimeja makan.Â
Pintu rumah kami selalu terbuka untuk siapapun . Hal ini berlaku hingga kini.
Kesimpulan:
Anak Anak belajar dari contoh teladan yang diberikan orang tua Sampai mereka dewasa dan berkeluarga anak anak kami tetap bisa bergaul dengan semua orang. Baik dari kalangan orang berada, pejabat maupun orang kebanyakan. Mereka tidak memilih milih untuk dijadikan teman mereka  yang penting orangnya sopan santun. Dalam keluarga kami walaupun bukan merupakan keluarga istimewa, tapi seumur hidup tak pernah ada kata kata kotor . Karena kami berdua tidak pernah melakukannya m
Sebuah kebahagiaan yang melahirkan rasa syukur kepada Tuhan, karena ketiga anak kami mampu menempatkan diri dalam hidup bermasyarakat.
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah berkenan menyempatkan untuk singgah
15 Maret 2023.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H