Aneh Rasanya Ya
Belakangan ini heboh orang membicarakan mengenai masalah joki dan pakaian Wisuda. Bagi saya tidak pribadi sebagai Mahasiswa zaman dulu terasa aneh. Seperti kata peribahasa :"Lain Bengkulu lain pula Semarang". Lain zaman dulu lain pula zaman sekarang
Dulu , kalau mendengarkan kata:"joki"artinya tunggal yakni "Joki penunggang kuda" tak pernah ada joki di Kampus, karena masa itu merupakan masa sulit. Untuk makan saja sudah susah apalagi mau pakai joki Jokian . Mahasiswa rata rata pergi kuliah naik bis tidak ada yang naik mobil,satu dua yang pakai motor. Dosen saja naik bis yang pakai Mobil hanya Rektor,itupun mobil milik instansi yakni universitasÂ
Dibuka Untuk wanita yang  sudah bekerluarga
Pada tahun 1969 di IKIP Padang ada pengumuman bahwa dibuka kesempatan bagi para wanita yang sudah berkeluarga untuk bisa ikut melanjutkan study di IKIP Padang Pengumuman ini berlaku untuk yang sudah lulus Sekolah menengah atas,sejajar dengan SMA atau SPG.
Saya membaca pengumumuan tersebut sudah agak terlambat Pengumuman bulan Januari ,saya mengetahuinya pada bulan Agustus. Meminta izin suami agar saya diperbolehkan ikut kuiah di IKIP Padang. Yang mana pada waktu itu IKIP Padang bertempat di AIR TAWAR Padang.
Pada tahun 1969 itu saya sudah mempunyai seorang putra berusia 3 tahun. Oleh suami saya diizinkan ikut kuliah di IKIP PADANG.Sementara saya kuliah jurusan Pasti Alam di IKIP ,suamipun meneruskan Kuliah di Jurusan Bahasa Indonesia di IKIP PADANG. Pada waktu itu Rektor nya adalah Prof .Issrin Nurdin Jadi setiap pagi kami pergi bersama ke air Tawar dengan motor .
Wisuda diadakan Januari 1972
Setelah saya kuliah selama 2 tahun 5 bulan  Pada bulan Januari tahun 1972 diadakan wisuda bagi mahasiswa yang telah lulus semua mata pelajaran. Saya termasuk rombongan tesebut .Di Jurusan Pasti alam semua Mahasiswa ada 36 orang Yang lulus berjumlah 10 orang 7 wanita 3 priya dan saya termasuk didalannyaÂ
Pakaian Wisuda
Dulu tradisi pakaian  wisuda bagi wanita adalah memakai pakaian baju kurung   bagi wanita dan bagi Priya, kemeja dan celana panjang serta pakai dasi.Untuk mana saya meminjam  pakaian pada salah seorang teman Karena menurut mereka kenapa mesti beli untuk dipakai sekali saja.Maka jadilah saya memakai pakaian baju kurung hasil pinjaman teman. Karena itu terasa aneh belakangan ini heboh tentang joki dan pakaian Wisuda.Â
Bukankah yang penting menuntut Ilmu dengan belajar sungguh sungguh?
Kesimpulan
Tulisan ini hanya sebatas memberikan gambaran tentang pendidikan semasa lalu. Mahasiswa sibuk urusan belajar menuntut Ilmu. Tidak ada urusan joki jokian dan pakaian Wisuda.
Tapi begitulah hidup ini. Sarat dengan dinamika dan romantika kehidupan. Yang berubah dari waktu ke waktu.
Tak lupa ucapan Terima kasih untuk semua sahabat di Kompasiana yang berkenan menyempatkan untuk membaca tulisan ini.
24 Pebuari 2023.
salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H