Semua hadirin duduk sambil ngobrol dengan tetangga semeja. Hanya kami berdua asal dari Indonesia dalam ruangan ini,tapi kami sama sekali tidak merasakan diri sebagai orang asing,karena semua yang hadir terdiri dari beragam suku bangsa.
Beberapa menit kemudian Pastor Mariusz menyalakan lilin pada Kue tar mini.. Semua hadirin berdiri menyanyikan lagu Happy Birthday . Pemotongan kuepun berlangsung dan dibagikan kehadirin satu persatu. Tidak ada acara breakfast, sesuai judul:"Morning Tea" . Pastor Francis menyempatkan singgah di meja tempat kami duduk. Kemudian usai acara, kami pamitan dan menyalami Pastor Mariusz dan Pastor Francis.
Pastor Francis berdiri menyaksikan. dok pribadi
Kesimpulan :
Selama bertugas di St. Peter Simon , Pastor Mariusz adalah sebagai wakil Pastor Francis yang menjadi pimpinan . Pada tahun yang lalu ketika kami pertama kali mengikuti acara ulang tahunnya Pastor Mariusz. Pastor berkenan dengan jalan kaki kerumah kami waktu itu masih suasana Covid jadi tidak bisa diajak singgah. Padahal jaraknya cukup jauh dengan jalan kaki . Padahal kami berdua tidak termasuk dalam aktivis di gereja dan tidak berperan apapun. Gembala yang baik akan mencari domba dombanya. Dan Pastor Mariusz sudah mengaplikasikan dalam kehidupan nyata . Bukan sebatas kotbah berapi api diatas mimbar.
Kembali sekarang sudah setahun kami berkenalan dengan Pastor Mariusz.
Sungguh sebuah contoh teladan yang nyata tentang kesederhanan dan kerendahan hati. Sebuah Keteladanan yang nyata dari seorang pemimpin jauh lebih bernilai dibandingkan dengan seratus kotbah di mimbar.
Begitu usai Misa Pastor Mariusz dan Pastor Francis selalu berdiri di pintu keluar.Menyalami umat satu persatu.Â
Happy Birthday Father Mariusz. Thank you so much for you have taught us about humble, love and compassion "
Catatan tambahan: